PEDOMAN BUDIDAYA ALPUKAT
PEDOMAN BUDIDAYA ALPUKAT - Hal yang perlu diperhatikan dalam teknik menanam alpukat antaralain mengenai :
A.1. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit
Bibit yg baik antara lain yg berasal
dari
a) Buah yg sudah cukup tua.
b) Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
c) Pengadaan bibit lebih dari satu
jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.
PEDOMAN BUDIDAYA ALPUKAT
2) Penyiapan Bibit
Sampai saat ini bibit alpukat hanya
dapat diperoleh secara generatif (melalui biji) & vegetatif (penyambungan
pucuk/enten & penyambungan mata/okulasi).
Dari ketiga cara itu, bibit yg diperoleh dari biji kurang menguntungkan karena tanaman lama berbuah (6-8 tahun) & ada kemungkinan buah yg dihasilkan berbeda dgn induknya. Sedangkan bibit hasil okulasi maupun enten lebih cepat berbuah (1-4 tahun) & buah yg didapatkannya mempunyai sifat yang sama dgn induknya.
Dari ketiga cara itu, bibit yg diperoleh dari biji kurang menguntungkan karena tanaman lama berbuah (6-8 tahun) & ada kemungkinan buah yg dihasilkan berbeda dgn induknya. Sedangkan bibit hasil okulasi maupun enten lebih cepat berbuah (1-4 tahun) & buah yg didapatkannya mempunyai sifat yang sama dgn induknya.
3) Teknik Penyemaian Bibit
a) Penyambungan pucuk (enten)
Pohon pokok yg digunakan untuk enten
adalah tanaman yg sudah berumur 6-7 bulan/dapat juga yg sudah berumur 1 tahun,
tanaman berasal dari biji yg berasal dari buah yg telah tua & masak, tinggi
30 cm/kurang, & yg penting jaringan pada pangkal batang belum berkayu.
Sebagai cabang sambungannya digunakan ujung dahan yg masih muda & berdiameter
lebih kurang 0,7 cm. Dahan tersebut dipotong miring sesuai dgn celah yg ada
pada pohon pokok sepanjang lebih kurang 10 cm, kemudian disisipkan ke dlm belahan
di samping pohon pokok yg diikat/dibalut. Bahan yg baik untuk mengikat adalah
pita karet, plastik, rafia/kain berlilin. Sebaiknya penyambungan pada pohon
pokok dilakukan serendah mungkin supaya tidak dapat kuncup pada tanaman pokok.
Enten-enten yg telah disambung diletakkan di tempat teduh, tidak berangin,
& lembab. Setiap hari tanaman disiram, & untuk mencegah serangan
penyakit sebaiknya tanaman disemprot fungisida. Pada musim kering hama tungau
putih sering menyerang, untuk itu sebaiknya dicegah dgn semprotan kelthane.
Bibit biasanya sudah dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 9-16 bulan,
& pemindahannya dilakukan pada saat permulaan musim hujan
b) Penyambungan mata (okulasi)
Pembuatan
bibit secara okulasi
dilakukan pada pohon pangkal berumur 8-10 bulan. Sebagai mata yg akan
diokulasikan diambil dari dahan yg sehat, dgn umur 1 tahun, serta
matanya
tampak jelas. Waktu yg paling baik untuk menempel yaitu pada saat kulit
batang
semai mudah dilepaskan dari kayunya. Caranya adalah kulit pohon pokok
disayat
sepanjang 10 cm & lebarnya 8 mm. Kulit tersebut dilepaskan dari
kayunya
& ditarik ke bawah lalu dipotong 6 cm. Selanjutnya disayat sebuah
mata dgn sedikit
kayu dari cabang mata (enthout), kayu dilepaskan pelan-pelan tanpa
merusak
mata. Kulit yg bermata dimasukkan di antara kulit & kayu yg telah
disayat
pada pohon pokok & ditutup lagi, dgn catatan mata jangan sampai
tertutup.
Akhirnya balut seluruhnya dgn pita plastik. Bila dlm 3-5 hari matanya
masih hijau,
berarti penempelan berhasil. Selanjutnya 10-15 hari setelah
penempelan, tali plastik dibuka. Batang pohon pokok dikerat melintang
sedalam
setengah diameternya, kira-kira 5-7,5 cm di atas okulasi, lalu
dilengkungkan sehingga pertumbuhan mata dapat lebih cepat.
Setelah batang yg keluar dari mata mencapai tinggi 1 m, maka bagian
pohon pokok yg dilengkungkan dipotong tepat di atas okulasi &
lukanya diratakan,
kemudian ditutup dgn parafin yg telah dicairkan. Pohon okulasi ini dapat
dipindahkan ke kebun setelah berumur 8-12 bulan & pemindahan yg
paling baik
adalah pada saat permulaan musim hujan. dlm perbanyakan vegetatif yg
perlu
diperhatikan adalah menjaga kelembaban udara agar tetap tinggi (+ 80%)
& suhu
udara di tempat penyambungan jangan terlalu tinggi (antara 15-25°C).
Selain itu
juga jangan dilakukan pada musim hujan lebat serta terlalu banyak
terkena sinar
matahari langsung. Bibit yg berupa sambungan perlu disiram secara rutin
& dipupuk
2 minggu sekali. Pemupukan bisa bersamaan dgn penyiraman, yaitu dgn
melarutkan
1-1,5 gram urea/NPK ke dlm 1 liter air. Pupuk daun bisa juga diberikan
dgn dosis
sesuai anjuran dlm kemasan. Sedangkan pengendalian hama & penyakit
dilakukan bila perlu saja.
A.2. Pengolahan Media Tanam
Lahan
untuk tanaman alpukat harus
dikerjakan dgn baik; harus bersih dari pepohonan, semak belukar,
tunggul-tunggul bekas tanaman, serta batu-batu yang mengganggu.
Selanjutnya lahan dicangkul dlm atau ditraktor, lalu dicangkul
halus 2-3 kali. Pengerjaan lahan sebaiknya dilakukan saat musim kering
sehingga penanaman nantinya dapat dilakukan pada awal atau saat musim
hujan.
A.3. Teknik Penanaman
1) Pola Penanaman
Pola penanaman alpukat sebaiknya
dilakukan secara kombinasi antara varietas-varietasnya. Hal ini mengingat bahwa
kebanyakan varietas tanaman alpukat tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri,
kecuali varietas ijo panjang yg memiliki tipe bunga A. Ada 2 tipe bunga dari
beberapa varietas alpukat di Indonesia, yaitu tipe A & tipe B. Varietas yg tergolong
tipe bunga A adalah ijo panjang, ijo bundar, merah panjang, merah bundar,
waldin, butler, benuk, dickinson, puebla, taft, & hass. Sedangkan yg tergolong
tipe B adalah collinson, itszamma, winslowsaon, fuerte, lyon, nabal, ganter,
& queen. Penyerbukan silang hanya terjadi antara kedua tipe bunga. Oleh
karena itu, penanaman alpukat dlm suatu lahan harus dikombinasi antara varietas
yg memiliki tipe bunga A & tipe bunga B sehingga bunga-bunganya saling
menyerbuki satu sama lain.
2) Pembuatan Lubang Tanam
- Tanah digali dgn ukuran panjang, lebar, & tinggi masing-masing 75 cm. Lubang tersebut dibiarkan terbuka selama lebih kurang 2 minggu.
- Tanah bagian atas & bawah dipisahkan.
- Lubang tanam ditutup kembali dgn posisi seperti semula. Tanah bagian atas dicampur dulu dgn 20 kg pupuk kandang sebelum dimasukkan ke dalam lubang.
- Lubang tanam yg telah tertutup kembali diberi ajir untuk memindahkan mengingat letak lubang tanam.
3) Cara Penanaman
Waktu penanaman yg tepat adalah pada
awal musim hujan & tanah yg ada dlm lubang tanam tidak lagi mengalami
penurunan. Hal yg perlu diperhatikan adalah tanah yg ada dlm lubang tanam harus
lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Hal ini untuk menghindari tergenangnya air
bila disirami atau turun hujan.
Langkah-langkah penanaman adalah
sebagai berikut:
- Lubang tanam yg telah ditutup, digali lagi dgn ukuran sebesar wadah bibit.
- Bibit dikeluarkan dari keranjang atau polibag dgn menyayatnya agar gumpalan tanah tetap utuh.
- Bibit beserta tanah yg masih menggumpal dimasukkan dlm lubang setinggi leher batang, lalu ditimbun & diikatkan ke ajir.
- Setiap bibit sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut dibuat miring dgn bagian yg tinggi di sebelah timur. Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2-3 minggu.
A.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Gulma banyak tumbuh di sekitar
tanaman karena di tempat itu banyak terdapat zat hara. Selain merupakan saingan
dlm memperoleh makanan, gulma juga merupakan tempat bersarangnya hama & penyakit. Oleh karena itu, agar
tanaman dapat tumbuh dgn baik maka gulma-gulma tersebut harus disiangi (dicabut) secara rutin.
2) Penggemburan Tanah
Tanah yg setiap hari disiram tentu
saja akan semakin padat & udara di dalamnya semakin sedikit. Akibatnya akar
tanaman tidak dapat leluasa menyerap unsur hara. Untuk menghindarinya, tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan
dgn hati-hati agar akar tidak putus.
3) Penyiraman
Bibit yg baru ditanam memerlukan
banyak air, sehingga penyiraman perlu dilakukan setiap hari. Waktu yg tepat
untuk menyiram adalah pagi/sore hari, dan bila hari hujan tidak perlu disiram lagi.
4) Pemangkasan Tanaman
Pemangkasan hanya dilakukan pada
cabang-cabang yg tumbuh terlalu rapat atau ranting-ranting yg mati. Pemangkasan
dilakukan secara hati-hati agar luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit & luka bekas pemangkasan
sebaiknya diberi fungisida/penutup luka.
5) Pemupukan
Dalam pembudidayaan tanaman alpukat
diperlukan program pemupukan yg baik & teratur. Mengingat sistem perakaran
tanaman alpukat, khususnya akar-akar rambutnya, hanya sedikit & pertumbuhannya
kurang ekstensif maka pupuk harus diberikan agak sering dgn dosis kecil. Jumlah
pupuk yg diberikan tergantung pada umur tanaman. Bila program pemupukan tahunan
menggunakan pupuk urea (45% N), TSP (50% P), & KCl (60% K) maka untuk
tanaman berumur muda (1-4 tahun) diberikan urea, TSP, & KCl masing-masing
sebanyak 0,27-1,1 kg/pohon, 0,5-1 kg/pohon & 0,2-0,83 kg/pohon. Untuk
tanaman umur produksi (5 tahun lebih) diberikan urea, TSP, & KCl
masing-masing sebanyak 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg/pohon, & 4 kg/pohon.
Pupuk sebaiknya diberikan 4 kali dlm setahun. Mengingat tanaman alpukat hanya
mempunyai sedikit akar rambut, maka sebaiknya pupuk diletakkan sedekat mungkin
dgn akar. Caranya dgn menanamkan pupuk ke dlm lubang sedalam 30-40 cm, di mana
lubang tersebut dibuat tepat di bawah tepi tajuk tanaman, melingkari tanaman. Baca Selengkapnya tentang budidaya alpukat di : CARA BUDIDAYA TANAMAN ALPUKAT LENGKAP
Terimakasih atas kunjungannya.
Semoga artikel tentang PEDOMAN BUDIDAYA ALPUKAT ini bermanfaat. Terimakasih atas kunjungannya di blog BudidayaDesa ini. Ayo Bangun Desa!!
Artikel Terkait:
0 komentar:
Posting Komentar