Teknik Cara Budidaya Mangga ( Mangifera spp. ) Lengkap

Teknik Cara Budidaya Mangga ( Mangifera spp. ) Lengkap - Untuk artikel tentang PEDOMAN TEKNIK MENANAM MANGGA akan disampaikan peta halamannya adalah sebagai berikut:

Peta Halaman Teknik Cara Budidaya Mangga ( Mangifera spp. ) Lengkap :

Teknik Cara Budidaya Mangga ( Mangifera spp. ) Lengkap



1. SEJARAH SINGKAT MANGGA
Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yg berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia & Indonesia.


2. JENIS TANAMAN MANGGA
Klasifikasi botani tanaman mangga adl sbg berikut:
Divisi     : Spermatophyta
Sub Divisi     : Angiospermae
Kelas     : Dicotyledonae
Keluarga     : Anarcadiaceae
Genus     : Mangifera
Species     : Mangifera spp.

Jenis yg banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong, manalagi & cengkir & Mangifera foetida yaitu kemang & kweni.


3. MANFAAT TANAMAN  MANGGA
Buah mangga yg matang merupakan buah meja yg banyak digemari. Mangga yg muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk basah atau kering.

4. SENTRA PENANAMAN MANGGA
Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa adl Probolinggo, Indramayu, Cirebon. Tahun 1994 jumlah tanaman yg menghasilkan adl 8.901.309 tanaman dengan produksi 668.048 ton.


5. SYARAT TUMBUH TANAMAN MANGGA
5.1.     Iklim
Tanaman mangga cocok utk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum & sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama & penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.

5.2. Media Tanam

1. Tanah yg baik utk budidaya mangga adl gembur mengandung pasir & lempung dalam jumlah yg seimbang.
2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok adl 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.

5.3.     Ketinggian Tempat
Mangga yg ditanam didataran rendah & menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yg lebih bermutu & jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.


6. PEDOMAN BUDIDAYA MANGGA
     
6.1.     Pembibitan

Perbanyakan dengan Biji
a)     Biji dipilih dari tanaman yg sehat, kuat & buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan & kulitnya dibuang.
b)     Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah kebun & pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yg gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yg benar-benar kuat & baik. Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yg lemah & tumbuh abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.

Okulasi
Perbanyakan terbaik adl dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yg buahnya berkualitas ke batang bawah yg struktur akar & tanamannya kuat). Batang bawah utk okulasi adalam bibit di persemaian yg sudah berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yg ditempel tidak busuk.

Pencangkokan
Batang yg akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm & berasal dari tanaman berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adl 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah & pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.

6.2. Pengolahan Media Tanam

Persiapan
Penetapan areal utk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi & sumber air.

Pembukaan Lahan

a) Membongkar tanaman yg tidak diperlukan & mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar & perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah utk menghilangkan bongkahan tanah yg terlalu besar.
Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yg kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adl 10 m & diatur dengan cara:
    a) segi tiga sama kaki.
    b) diagonal.
    c) bujur sangkar (segi empat).

6.3. Teknik Penanaman

Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar & kedalaman 100 cm. Pada waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.

Cara Penanaman
Lubang tanam yg telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang & lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya & masukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang & pasang kayu penyangga tanaman.

Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam utk menahan hembusan angin yg kuat. Jenis yg biasa dipakai adl pohon asam atau trembesi.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

Penyiangan
penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yg telah dicabut dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan & pemupukan.

Penggemburan/Pembubunan
Tanah yg padat & tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.

Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan utk membentuk kanopi yg baik & meningkatkan produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yg dipilih jangan terletak sama tinggi & berada pada sisi yg berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yg sama dengan pemangkasan ke-2.

Pemupukan
a) Pupuk Organik
  • Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
  • Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
  • Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.
  • Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu.
Pupuk kandang yg dipakai adl pupuk yg sudah tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm).
b) Pupuk Anorganik
  • Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
  • Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
  • Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
  • Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
  • Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.
Peningkatan Kuantitas Buah
Dari sejumlah besar bunga yg muncul hanya 0,3% yg dapat menjadi buah yg dapat dipetik. utk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yg dapat dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%.

7. HAMA & PENYAKIT TANAMAN MANGGA
     
7.1. Hama

1. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
Menyerang buah & masuk ke dalamnya. Pengendalian : dengan semut merah yg menyebabkan kepik tidak bertelur.
2. Bubuk buah mangga
Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini.
Pengendalian: memusnahkan buah mangga yg jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon & menyemprotkan insektisida ke tanah yg telah dicangkul.
3. Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
Gejala: daun menjadi berbisul & daun menjadi berwarna coklat, hijau & kemerahan.
Pengendalian: penyemprotan buah & daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yg terserang, menggemburkan tanah utk mengeluarkan kepompong & memperbaiki aerasi.
4. Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh & menurunkan produktivitas.
Pengendalian: dengan memusnahkan buah yg rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah & insektisida.
5. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
Jenis wereng ini berbeda dengan yg menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga & ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api utk memakan tunas atau kuncup. Cairan yg membeku menimbulkan jamur kerak hitam.
Pengendalian dengan insektisida Diazinon & pengasapan seminggu empat kali.
6. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
Tungau pertama menyerang daun mangga yg masih muda sedangkan yg kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga.
Pengendalian: dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin.
7. Codot
Memakan buah mangga di malam hari.
Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit & melindungi pohon dengan jaring.
7.2.     Penyakit

1. Penyakit mangga
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam & menggulung.
Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
2. Penyakit diplodia
Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.
3. Cendawan jelaga
Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga yg diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yg hidup di cairan manis.
Pengendalian: dengan memberantas serangga yg menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang.
4. Bercak karat merah
Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga & tunas sehingga terbentuk bercak yg berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan.
Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
5. Kudis buah
Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting & daun.
Gejala: adanya bercak kuning yg akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan.
Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu & memangkas tangkai bunga yg terserang.
6. Penyakit Blendok
Penyebab: jamur Diplodia recifensis yg hidup di dalam lubang yg dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah yg akan berubah warna menjadi coklat atau hitam.
Pengendalian: memotong bagian yg sakit, lubang ditutupi dengan kapas yg telah dicelupkan ke dalam insektisida & menyemprot pohon dengan bubur bordeaux.

7.3. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yg terserang, menebang tanaman yg diserang benalu dengan berat.


8. PANEN MANGGA
8.1. Ciri & Umur Panen
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adl adanya buah yg jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yg dipetik harus masih keras.
8.2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yg diujungnya terdapat pisau & keranjang penampung buah.
8.3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.
8.3. Perkiraan Produksi
Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun & 2.000 buah pada waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.


9. PASCA PANEN MANGGA
9.1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yg teduh.
9.2. Penyortiran & Penggolongan
Mangga yg rusak dipisahkan dengan mangga yg mulus. Setelah sortasi buah mangga dilap utk menghilangkan getah yg dapat menurunkan mutu terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri. Buah yg akan dipasarkan di dalam negeri dapat diperam utk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain:

a) Kelas I        : > 320 gram/buah
b) Kelas II      : 270 - 320 gram/buah
c) Kelas III     : 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sbg berikut:
a) Klasifikasi Besar     : arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
b) Klasifikasi Sedang     : arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
c) Klasifikasi Kecil     : arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm
9.3.     Penyimpanan
Buah mangga yg telah dipetik disimpan ditempat yg kering, teduh & sejuk.


10. STANDAR PRODUKSI
     
10.1.     Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan & pengemasan.
10.2.     Diskripsi
Standar mutu mangga tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01-3164-1992.
10.3.     Klasifikasi & Standar Mutu
Mangga digolongkan dalam 4 ukuran menurut kultifarnya yaitu besar sedang kecil & sangat kecil yg masing-masing digolongkan dalam 2 jenis mutu yaitu mutu I & mutu II
a) Arum manis: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat kecil 250-299 gram
b) Golek: besar>500 gram, sedang 450-500 gram, kecil 400-449 gram, sangat kecil 350-399 gram
c) Gedog: besar>250 gram, sedang 200-250 gram, kecil 150-199 gram, sangat kecil 100-149 gram
d) Manalagi: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat kecil 250-299 gram
Syarat mutu yg diterapkan utk keempat golongan tersebut:
a) Karakteristik keasaman sifat varietas: mutu I seragam; mutu II seragam
b) Karakteristik tingkat ketuaan: mutu I tua tapi tidak terlalu matang; mutu II tua tapi tidak terlalu matang
c) Karakteristik kekerasan: mutu I=keras; mutu II=cukup keras
d) Karakteristik ukuran: mutu I=seragam; mutu II=kurang seragam
e) Karakteristik kotoran: mutu I=bebas; mutu II=bebas
f) Karakteristik kerusakan: mutu I=5%; mutu II=10 %
g) Karakteristik busuk : mutu I=1%; mutu II=1%

10.4.     Pengambilan Contoh
Satu partai/lot mangga terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 partai/lot seperti terlihat dibawah ini:
a)     Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100, contoh yg diambil 5.
b)     Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 sampai dengan 300, contoh yg diambil 7.
c)     Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh yg diambil 9.
d)     Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh yg diambil 10.

10.5. Pengemasan
Pengemasan buah manga dalam peti kayu, berat bersih setiap peti kayu maksimum 25 kg, susunan buah dalam peti kayu kompak dengan setiap buah yg diberi pembungkus/ penyekat, atau kotak kotoran diberi penyekat & lobang udara, susunan buah dalam kotak karton satu lapis dengan berat bersih kotak karton
maksimum 10 kg.
Untuk pemberian merek di bagian luar kotak kayu di beri label yg dituliskan antara lain :
a) Nama barang.
b) Jenis mutu.
c) Nama/kode perusahaan/eksportir.
d) Berat bersih.
e) Produksi Indonesia.
f) Tempat/negara tujuan.


11. DAFTAR PUSTAKA
     
1.     Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola.Surabaya.
2.     Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih
3.     Pracaya, Ir. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta
4.     Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar BaruBandung
5.     Trubus No. 345. 1998. Memperbanyak Mangga di Pohon.

Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS dan http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=45


Semoga artikel Teknik Cara Budidaya Mangga ( Mangifera spp. ) Lengkap di atas dapat bermanfaat. Terimakasih atas kunjungannya di blog Budidaya Desa ini.

Continue lendo >>

PANEN AYAM RAS PETELUR

PANEN AYAM RAS PETELUR. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam panen ayam petelur yaitu:

PANEN AYAM RAS PETELUR



  1. Hasil Utama
    Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yg diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dlm sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yg disebabkan oleh virus dpt terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
  2. Hasil Tambahan
    Hasil tambahan yg dpt dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yg telah tua (afkir) & kotoran yg dpt dijual utk dijadikan pupuk kandang.
  3. Pengumpulan
    Telur yg telah dihasilkan diambil & diletakkan di atas egg tray (nampan telur). dlm pengambilan & pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yg normal dgn yg abnormal. Telur normal adalah telur yg oval, bersih & kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dgn volume sebesar 63 cc. Telur yg abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
  4. Pembersihan
    Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yg kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yg terkena litter dpt dibersihkan dgn amplas besi yg halus, dicuci secara khusus atau dgn cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan utk telur tetas. 
Baca Selengkapnya tentang Cara Beternak Ayam Ras Petelur di : Teknik Cara Beternak Ayam Ras Petelur Lengkap

Artikel Lainnya:

Continue lendo >>

HAMA & PENYAKIT AYAM RAS PETELUR

HAMA & PENYAKIT AYAM RAS PETELUR. Hama penyakit yang biasa menyerang dalam beternak ayam petelur antara lain:

HAMA & PENYAKIT AYAM RAS PETELUR



  1. Penyakit karena Bakteri
    1. Berak putih (pullorum)
      Menyerang ayam kampung dgn angka kematian yg tinggi.
      Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dgn antibiotika
    2. Foel typhoid
      Sasaran yg disering adalah ayam muda/remaja & dewasa.
      Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yg berwarna hijau kekuningan.
      Pengendalian: dgn antibiotika/preparat sulfa.
    3. Parathyphoid
      Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
      Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
      Pengendalian: dgn preparat sulfa/obat sejenisnya.
    4. Kolera
      Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun & burung merpati.
      Penyebab: pasteurella multocida.
      Gejala: pada serangan yg serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
      Pengendalian: dgn antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
    5. Pilek ayam (Coryza)
      Menyerang semua umur ayam & terutama menyerang anak ayam.
      Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri & virus.
      Gejala: ayam yg terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
      Pengendalian: dpt disembuhkan dgn antibiotia/preparat sulfa.
    6. CRD
      CRD adalah penyakit pada ayam yg populer di Indonesia. Menyerang anak ayam & ayam remaja.
      Pengendalian: dilakukan dgn antibiotika (Spiramisin & Tilosin).
    7. Infeksi synovitis
      Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler & kalkun.
      Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
      Pengendalian: dgn antibiotika.
  2. Penyakit karena Virus
    1. Newcastle disease (ND)
      ND adalah penyakit oleh virus yg populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tdk tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi & diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
    2. Infeksi bronchitis
      Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yg serius utk anak ayam & ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tdk normal, putih telur encer & kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yg normal selalu ada ditengah). tdk ada pengobatan utk penyakit ini tetapi dpt dicegah dgn vaksinasi.
    3. Infeksi laryngotracheitis
      Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yg serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yg diindetifikasikan dgn Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dgn desinfektan, misalnya karbol.
      Pengendalian:
      1. belum ada obat utk mengatasi penyakit ini;
      2. pencegahan dilakukan dgn vaksinasi & sanitasi yg ketat.
    4. Cacar ayam (Fowl pox)
      Gejala: tubuh ayam bagian jengger yg terserang akan bercak-bercak cacar.
      Penyebab: virus Borreliota avium.
      Pengendalian: dgn vaksinasi.
    5. Marek
      Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%.
      Pengendalian: dgn vaksinasi.
    6. Gumboro
      Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
  3. Penyakit karena Jamur & Toksin
    Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yg merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yg kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yg menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :
    1. Muntah darah hitam (Gizzerosin)
      Ciri kerusakan total pada gizzard ayam.
      Penyebab: adalah racun dlm tepung ikan tetapi tdk semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yg menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
      Pengendalian: belum ada.
    2. Racun dari bungkil kacang
      Minyak yg tinggi dlm bungkil kelapa & bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. utk menghindari keracunan bungkil kacang maka dlm rancung tdk digunakan antioksidan atau bungkil kacang & bungkil kelapa yg mengandung kadar lemak tinggi.
  4. Penyakit karena Parasit
    1. Cacing
      Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yg bersih & terpelihara baik. Tetapi peternakan yg kotor banyak siput air & minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan.
      Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot & kurang aktif.
    2. Kutu
      Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tdk terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yg tdk terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dgn cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tdk boleh mengenai tangan & mata secara langsung & penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tdk aktif.
  5. Penyakit karena Protozoa
    Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis & Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang & genangan air.
 
Baca Selengkapnya tentang Cara Beternak Ayam Ras Petelur di : Teknik Cara Beternak Ayam Ras Petelur Lengkap

Artikel Lainnya:

Continue lendo >>

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR. Berikut hal yang terkait dengan pedoman teknis dalam beternak ayam petelur yaitu:

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR



  1. Penyiapan Sarana & Peralatan
    1. Kandang
      Iklim kandang yg cocok utk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan & atau pemanasan kandang sesuai dgn aturan yg ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi & tdk melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yg baik, jangan membuat kandang dgn permukaan lahan yg berbukit karena menghalangi sirkulasi udara & membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dgn sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dlm kandang. utk kontruksi kandang tdk harus dgn bahan yg mahal, yg penting kuat, bersih & tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan & sistem alat penerangan.
      1. Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
        1. Sistem kandang koloni, satu kandang utk banyak ayam yg terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;
        2. Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dgn sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dlm kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang utk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dlm peternakan ayam petelur komersial.
      2. Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
        1. kandang dgn lantai liter, kandang ini dibuat dgn lantai yg dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi & kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
        2. kandang dgn lantai kolong berlubang, lantai utk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dgn lubang-lubang diantaranya, yg nantinya utk membuang tinja ayam & langsung ke tempat penampungan;
        3. kandang dgn lantai campuran liter dgn kolong berlubang, dgn perbandingan 40% luas lantai kandang utk alas liter & 60% luas lantai dgn kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan & 30% di kiri).
    2. Peralatan
1.      Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dlm keadaan kering, maka tdk ada atap yg bocor & air hujan tdk ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm utk pengganti kulit padi/sekam.
2.      Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tdk kotor, dpt dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup utk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dgn lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tdk pecah & terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur & dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
3.      Tempat bertengger
Tempat bertengger utk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding & diusahakan kotoran jatuh ke lantai yg mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin & letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
4.      Tempat makan, minum & tempat grit
Tempat makan & minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yg kuat & tdk bocor juga tdk berkarat. utk tempat grit dgn kotak khusus
                        Penyiapan Bibit
Ayam petelur yg akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
  • Ayam petelur harus sehat & tdk cacat fisiknya.
  • Pertumbuhan & perkembangan normal.
  • Ayam petelur berasal dari bibit yg diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis utk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
  • Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yg sehat.
  • Bulu tampak halus & penuh serta baik pertumbuhannya .
  • Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyak nafsu makan yg baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada letakan tinja diduburnya.
2.      Pemilihan Bibit & Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yg berkreteria baik dlm hal ini tergantung sebagai berikut:
  Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yg dihabiskan ayam dlm menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dgn ransum per kilogram telur. Ayam yg baik akan makan sejumlah ransum & menghasilkan telur yg lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yg dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak & bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yg kecil maka bibit itu dpt dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam & juga dpt diketahui dari lembaran daging yg sering dibagikan pembibit kepada peternak dlm setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yg dpt memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yg produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tdk menguntungkan.
Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam utk bertelur hanya dlm sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dpt dilihat pada data di bawah ini. - Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
§  Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
§  Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
§  H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
§  Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
§  Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
§  Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
§  Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
§  Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
§  Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
§  Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
§  Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
§  Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.
                        Pemeliharaan
0.      Sanitasi & Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yg paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yg ulet/terampil saja. Tindakan preventif dgn memberikan vaksin pada ternak dgn merek & dosis sesuai catatan pada label yg dari poultry shoup.
1.      Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) & fase finisher (umur 4-6 minggu).
0.      Kualitas & kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor & minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yg dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
1.      Kwalitas & kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% & energi (ME) 2900-3400 Kcal.
  Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dlm empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor & minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dlm hal ini dikelompokkan dlm 2 (dua) fase yaitu:
1.      Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yg dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula & obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yg diberikan adalah 50 gram/liter air.
2.      Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dlm masing-masing minggu yaitu
minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor &
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
2.      Pemberian Vaksinasi & Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yg menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting utk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yg ditimbulkan lebih lama daripada dgn vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yg mengandung virus yg telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yg ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yg diduga sakit.

Macam-macam vaksin:
  • Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
  • Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
  • Vaksin NCD HB-1/Pestos.
  • Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
  • Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex utk Marek.

Persyaratan dlm vaksinasi adalah:
  • Ayam yg divaksinasi harus sehat.
  • Dosis & kemasan vaksin harus tepat.
  • Sterilisasi alat-alat.
3.      Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dpt berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan & dijaga/dicek apabila ada bagian yg rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. dgn demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yg dipelihara.

Baca Selengkapnya tentang Cara Beternak Ayam Ras Petelur di : Teknik Cara Beternak Ayam Ras Petelur Lengkap

Artikel Lainnya:

Continue lendo >>

  ©Budidaya Desa - Todos os direitos reservados.

Template by Dicas Blogger | Sitemap