HAMA & PENYAKIT TANAMAN ALPUKAT
HAMA & PENYAKIT TANAMAN ALPUKAT - Berikut adalah jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman alpukat antara lain sbb:
A.1. Hama pada Daun
1) Ulat kipat (Cricula
trisfenestrata Helf)
Ciri: Panjang tubuh 6 cm, berwarna
hitam bercak-bercak putih & dipenuhi rambut putih. Kepala & ekor
berwarna merah menyala.
Gejala: Daun-daun tidak utuh & terdapat
bekas gigitan. Pada serangan yg hebat, daun habis sama sekali tetapi tanaman
tidak akan mati, & terlihat kepompong bergelantungan.
Pengendalian: Menggunakan insektisida
yg mengandung bahan aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal Cymbush 50 EC
dgn dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dgn dosis 2-3 cc/liter.
2) Ulat kupu-kupu gajah (Attacus
atlas L.)
Ciri: Sayap kupu-kupu dapat mencapai
ukuran 25 cm dgn warna coklat kemerahan & segitiga tansparan. Ulat berwarna
hijau tertutup tepung putih, panjang 15 cm & mempunyai duri yg berdaging. Pupa terdapat di dlm kepompong
yg berwarna coklat.
Gejala: Sama dgn gejala serangan
ulat kipat, tetapi kepompong tidak bergelantungan melainkan terdapat di antara
daun.
Pengendalian: Sama dgn pemberantasan
ulat kipat.
3) Aphis gossypii Glov/A. Cucumeris,
A. cucurbitii/Aphis kapas.
Ciri: Warna tubuh hijau tua sampai
hitam atau kunig coklat. Hama ini mengeluarkan embun madu yg biasanya ditumbuhi
cendawan jelaga sehingga daun menjadi hitam & semut berdatangan.
Gejala: Pertumbuhan tanaman
terganggu. Pada serangan yg hebat tanaman akan kerdil & terpilin.
Pengendalian: Disemprot dgn insektisida
berbahan aktif asefat/dimetoat, misalnya Orthene 75 SP dgn dosis 0,5-0,8
gram/liter atau Roxion 2 cc/liter.
4) Kutu dompolan putih (Pseudococcus
citri Risso)/Planococcus citri Risso
Ciri: Bentuk tubuh elips, berwarna
coklat kekuningan sampai merah oranye, tertutup tepung putih, ukuran tubuh 3
mm, mempunyai tonjolan di tepi tubuh dgn jumlah 14-18 pasang & yg terpanjang
di bagian pantatnya.
Gejala: Pertumbuhan tanaman
terhambat & kurus. Tunas muda, daun, batang, tangkai bunga, tangkai buah,
& buah yg terserang akan terlihat pucat, tertutup massa berwarna putih,
& lama kelamaan kering.
Pengendalian: Disemprot dgn insektisida
yg mengandung bahan aktif formotion, monokrotofos, dimetoat, atau karbaril.
Misalnya anthion 30 EC dosis 1-1,5 liter/ha, Sevin 85 S dosis 0,2% dari
konsentrasi fomula.
5) Tungau merah (Tetranychus
cinnabarinus Boisd)
Ciri: Tubuh tungau betina berwarna
merah tua/merah kecoklatan, sedangkan tungau jantan hijau kekuningan/kemerahan.
Terdapat beberapa bercak hitam, kaki dan bagian mulut putih, ukuran tubuh 0,5 mm.
Gejala: Permukaan daun
berbintik-bintik kuning yg kemudian akan berubah menjadi merah tua seperti
karat. Di bawah permukaan daun tampak anyaman benang yg halus. Serangan yg hebat
dapat menyebabkan daun menjadi layu & rontok.
Pengendalian: Disemprot dgn akarisida
Kelthan MF yg mengandung bahan aktif dikofoldan, dgn dosis 0,6-1 liter/ha.
HAMA & PENYAKIT TANAMAN ALPUKAT
A.2. Hama pada Buah
1) Lalat buah Dacus (Dacus dorsalis
Hend.)
Ciri: Ukuran tubuh 6 - 8 mm dgn bentangan
sayap 5 - 7 mm. Bagian dada berwarna coklat tua bercak kuning/putih & bagian
perut coklat muda dengan pita coklat tua. Stadium larva berwarna putih pada saat masih muda & kekuningan
setelah dewasa, panjang tubuhnya 1 cm.
Gejala: Terlihat bintik
hitam/bejolan pada permukaan buah, yg merupakan tusukan hama sekaligus tempat
untuk meletakkan telur. Bagian dlm buah berlubang & busuk karena dimakan
larva.
Pengendalian: dgn umpan minyak
citronella/umpan protein malation akan mematikan lalat yg memakannya.
Penyemprotan insektisida dapat dilakukan antara lain dgn Hostathion 40 EC yg berbahan
aktif triazofos dosis 2 cc/liter & tindakan yg paling baik adalah
memusnahkan semua buah yg terserang atau membalik tanah agar larva terkena
sinar matahari & mati.
2) Codot (Cynopterus sp)
Ciri: Tubuh seperti kelelawar tetapi
ukurannya lebih kecil menyerang buah-buahan pada malam hari.
Gejala: Terdapat bagian buah yg berlubang
bekas gigitan. Buah yg terserang hanya yg telah tua, & bagian yg dimakan
adalah daging buahnya saja.
Pengendalian: Menangkap codot
menggunakan jala/menakut-nakutinya menggunakan kincir angin yg diberi peluit
sehingga dapat menimbulkan suara.
A.3. Hama pada Cabang/Ranting
1) Kumbang bubuk cabang (Xyleborus
coffeae Wurth / Xylosandrus morigerus Bldf).
Ciri: Kumbang yg lebih menyukai
tanaman kopi ini berwarna coklat tua & berukuran 1,5 mm. Larvanya berwarna
putih & panjangnya 2 mm.
Gejala: Terdapat lubang yg menyerupai
terowongan pada cabang atau ranting. Terowongan itu dapat semakin besar
sehingga makanan tidak dapat tersalurakan ke daun, kemudian daun menjadi layu
& akhirnya cabang atau ranting tersebut mati.
Pengendalian: Cabang/ranting yg terserang
dipangkas & dibakar. Dapat juga disemprot insektisida berbahan aktif asefat
atau diazinon yang terkandung dlm Orthene 75 SP dgn dosis pemberian 0,5-0,8 gram/liter & Diazinon
60 EC dosis 1-2 cc/liter.
A.4. Penyakit yg disebabkan Jamur
1) Antraknosa
Penyebab: Jamur Colletotrichum
gloeosporioides (Penz.) sacc. yg mempunyai miselium berwarna cokleat hijau
sampai hitam kelabu & sporanya berwarna jingga.
Gejala: Penyakit ini menyerang semua
bagian tanaman, kecuali akar. Bagian yg terinfeksi berwarna cokelat karat,
kemudian daun, bunga, buah/cabang tanaman yg terserang akan gugur.
Pengendalian: Pemangkasan ranting
& cabang yg mati. Penelitian buah dilakukan agak awal (sudah tua tapi belum
matang). Dapat juga disemprot dgn fungisida yg berbahan aktif maneb seperti
pada Velimex 80 WP. Fungisida ini diberikan 2 minggu sebelum pemetikan dgn dosis
2-2,5 gram/liter.
2) Bercak daun atau bercak cokelat
Penyebab: cercospora purpurea
Cke./dikenal juga dgn Pseudocercospora purpurea (Cke.) Derghton. Jamur ini
berwarna gelap & menyukai tempat lembab.
Gejala: bercak cokelat muda dgn tepi
cokelat tua di permukaan daun atau buah. Bila cuaca lembab, bercak cokelat
berubah menjadi bintik-bintik kelabu. Bila dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yg dapat dimasuki
organisme lain.
Pengendalian: Penyemprotan fungisida
Masalgin 50 WP yg mengandung benomyl, dgn dosis 1-2 gram/liter atau dapat juga
dgn mengoleskan bubur Bordeaux.
3) Busuk akar & kanker batang
Penyebab: Jamur Phytophthora yg hidup
saprofit di tanah yg mengandung bahan organik, menyukai tanah basah dgn drainase
jelek.
Gejala: Bila tanaman yg terserang
akarnya maka pertumbuhannya menjadi terganggu, tunas mudanya jarang tumbuh.
Akibat yg paling fatal adalah kematian pohon. Bila batang tanaman yg terserang
maka akan tampak perubahan warna kulit pada pangkal batang.
Pengendalian: drainase perlu
diperbaiki, jangan sampai ada air yg menggenang/dengan membongkar tanaman yg terserang
kemudian diganti dgn tanaman yg baru.
4) Busuk buah
Penyebab: Botryodiplodia theobromae
pat. Jamur ini menyerang apabila ada luka pada permukaan buah.
Gejala: Bagian yg pertama kali
diserang adalah ujung tangkai buah dgn tanda adanya bercak cokelat yg tidak
teratur, yg kemudian menjalar ke bagian buah. Pada kulit buah akan timbul
tonjolan-tonjolan kecil.
Pengendalian: Oleskan bubur
Bordeaux/ semprotkan fungisida Velimex 80 WP yg berbahan aktif Zineb, dgn dosis
2-2,5 gram/liter. Baca Selengkapnya tentang budidaya alpukat di : CARA BUDIDAYA TANAMAN ALPUKAT LENGKAP
Terimakasih atas kunjungannya.
Semoga artikel tentang HAMA & PENYAKIT TANAMAN ALPUKAT ini bermanfaat. Terimakasih atas kunjungannya di blog BudidayaDesa ini. Ayo Bangun Desa!!
Artikel Terkait:
0 komentar:
Posting Komentar