Teknik Cara Beternak Ayam Ras Petelur Lengkap
Teknik Cara Beternak Ayam Ras Petelur Lengkap. Untuk artikel tentang PEDOMAN TEKNIK BETERNAK AYAM RAS PETELUR akan disampaikan peta halamannya adalah sebagai berikut:
Peta Halaman Teknik Cara Budidaya / Beternak Ayam Ras Petelur Lengkap :
Peta Halaman Teknik Cara Budidaya / Beternak Ayam Ras Petelur Lengkap :
Teknik Cara Beternak Ayam Ras Petelur Lengkap |
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina
dewasa yg dipelihara khusus utk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah
berasal dari ayam hutan & itik liar yg ditangkap & dipelihara serta dpt
bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi
secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yg banyak,
karena ayam hutan tadi dpt diambil telur & dagingnya maka arah dari
produksi yg banyak dlm seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yg terseleksi utk tujuan
produksi daging dikenal dgn ayam broiler, sedangkan utk produksi telur dikenal
dgn ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur
hingga kemudian dikenal ayam petelur putih & ayam petelur cokelat.
Persilangan & seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam
petelur seperti yg ada sekarang ini. dlm setiap kali persilangan, sifat jelek
dibuang & sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yg kemudian
dikenal dgn ayam petelur unggul.
Menginjak awal tahun 1900-an, ayam
liar itu tetap pada tempatnya akrab dgn pola kehidupan masyarakat dipedesaan.
Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu.
Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda
saat itu menjajah Indonesia) dgn ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian
dinamakan ayam lokal yg kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam
itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dgn ayam luar
negeri yg kemudian lebih akrab dgn sebutan ayam negeri (kala itu masih
merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di
tahun 1950-an yg dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir
periode 1980-an, orang Indonesia tdk banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika
itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan
maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tdk benar, ayam
negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak tetapi tdk enak dagingnya.
Ayam yg pertama masuk & mulai
diternakkan pada periode ini adalah ayam ras petelur white leghorn yg kurus
& umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging
ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai
merebak peternakan ayam broiler yg memang khusus utk daging, sementara ayam
petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat
mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal & pedaging
yg enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur & daging ayam ras
dgn telur & daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai
diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep
makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam
petelur.
Ayam kampung memang bertelur & dagingnya
memang bertelur & dagingnya dpt dimakan, tetapi tdk dpt diklasifikasikan
sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara
ayam kampung & ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam
kampung dgn kemampuan adaptasi yg luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dpt
mengantisipasi perubahan iklim dgn baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan
genetisnya yg membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga
berasal dari ayam liar di Asia & Afrika.
Ayam telah dikembangkan sangat pesat
di setiapa negara. Sentra peternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh
pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa & Sumatera, tetapi peternakan
ayam telah menyebar di Asia & Afrika serta sebagian Eropa.
Jenis ayam petelur dibagi menjadi
dua tipe:
- Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dgn ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yg ramping/kurus-mungil/kecil & mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih & berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dgn berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki & menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus utk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas & keributan, & ayam ini mudah kaget & bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan. - Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan & ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tdk kurus, tetapi juga tdk terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak & juga dpt menghasilkan daging yg banyak. Ayam ini disebut juga dgn ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yg cokelat, maka ayam ini disebut dgn ayam petelur cokelat yg umumnya mempunyai warna bulu yg cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yg cokelat daripada yg putih, tapi dari segi gizi & rasa relatif sama. Satu hal yg berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih & produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dgn rasa yg enak.
Ayam-ayam petelur unggul yg ada
sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah utk menghasilkan bibit yg bermutu.
Hasil kotoran & limbah dari pemotongan ayam petelur merupakan hasil samping
yg dpt diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau sumber energi (biogas).
Sedangkan seperti usus & jeroan ayam dpt dijadikan sebagai pakan ternak
unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan juga dlm upacara
keagamaan.
- Lokasi yg jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
- Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
- Lokasi terpilih bersifat menetap, tdk berpindah-pindah.
- Penyiapan Sarana & Peralatan
- Kandang
Iklim kandang yg cocok utk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan & atau pemanasan kandang sesuai dgn aturan yg ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi & tdk melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yg baik, jangan membuat kandang dgn permukaan lahan yg berbukit karena menghalangi sirkulasi udara & membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dgn sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dlm kandang. utk kontruksi kandang tdk harus dgn bahan yg mahal, yg penting kuat, bersih & tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan & sistem alat penerangan. - Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
- Sistem kandang koloni, satu kandang utk banyak ayam yg terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;
- Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dgn sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dlm kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang utk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dlm peternakan ayam petelur komersial.
- Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
- kandang dgn lantai liter, kandang ini dibuat dgn lantai yg dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi & kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
- kandang dgn lantai kolong berlubang, lantai utk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dgn lubang-lubang diantaranya, yg nantinya utk membuang tinja ayam & langsung ke tempat penampungan;
- kandang dgn lantai campuran liter dgn kolong berlubang, dgn perbandingan 40% luas lantai kandang utk alas liter & 60% luas lantai dgn kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan & 30% di kiri).
- Peralatan
1.
Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dlm keadaan kering, maka tdk ada atap yg bocor & air hujan tdk ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm utk pengganti kulit padi/sekam.
Alas lantai/litter harus dlm keadaan kering, maka tdk ada atap yg bocor & air hujan tdk ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm utk pengganti kulit padi/sekam.
2.
Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tdk kotor, dpt dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup utk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dgn lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tdk pecah & terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur & dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tdk kotor, dpt dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup utk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dgn lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tdk pecah & terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur & dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
3.
Tempat bertengger
Tempat bertengger utk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding & diusahakan kotoran jatuh ke lantai yg mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin & letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
Tempat bertengger utk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding & diusahakan kotoran jatuh ke lantai yg mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin & letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
4.
Tempat makan, minum & tempat
grit
Tempat makan & minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yg kuat & tdk bocor juga tdk berkarat. utk tempat grit dgn kotak khusus
Tempat makan & minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yg kuat & tdk bocor juga tdk berkarat. utk tempat grit dgn kotak khusus
Penyiapan Bibit
Ayam
petelur yg akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara
lain:
Ada
beberapa pedoman teknis utk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur
sehari:
|
2.
Pemilihan Bibit & Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yg berkreteria baik dlm hal ini tergantung sebagai berikut:
Penyiapan bibit ayam petelur yg berkreteria baik dlm hal ini tergantung sebagai berikut:
0.
Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yg dihabiskan ayam dlm menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dgn ransum per kilogram telur. Ayam yg baik akan makan sejumlah ransum & menghasilkan telur yg lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yg dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak & bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yg kecil maka bibit itu dpt dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam & juga dpt diketahui dari lembaran daging yg sering dibagikan pembibit kepada peternak dlm setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yg dihabiskan ayam dlm menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dgn ransum per kilogram telur. Ayam yg baik akan makan sejumlah ransum & menghasilkan telur yg lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yg dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak & bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yg kecil maka bibit itu dpt dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam & juga dpt diketahui dari lembaran daging yg sering dibagikan pembibit kepada peternak dlm setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
1.
Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yg dpt memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yg produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tdk menguntungkan.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yg dpt memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yg produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tdk menguntungkan.
2.
Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam utk bertelur hanya dlm sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dpt dilihat pada data di bawah ini. - Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam utk bertelur hanya dlm sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dpt dilihat pada data di bawah ini. - Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
§ Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi
telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
§ Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen
house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
§ H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi
telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
§ Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi
telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
§ Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen
house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
§ Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen
house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
§ Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi
telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
§ Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi
telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
§ Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna,
produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
§ Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi
telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
§ Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna,
produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
§ Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi
telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.
Pemeliharaan
0.
Sanitasi & Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yg paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yg ulet/terampil saja. Tindakan preventif dgn memberikan vaksin pada ternak dgn merek & dosis sesuai catatan pada label yg dari poultry shoup.
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yg paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yg ulet/terampil saja. Tindakan preventif dgn memberikan vaksin pada ternak dgn merek & dosis sesuai catatan pada label yg dari poultry shoup.
1.
Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) & fase finisher (umur 4-6 minggu).
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) & fase finisher (umur 4-6 minggu).
0.
Kualitas & kuantitas pakan fase
starter adalah sebagai berikut:
§ Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein
22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME
2800-3500 Kcal.
§ Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat)
golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua
(umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66
gram/hari/ekor & minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi
jumlah pakan yg dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520
gram.
1.
Kwalitas & kwantitas pakan fase
finisher adalah sebagai berikut:
§ Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein
18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9%
& energi (ME) 2900-3400 Kcal.
§ Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dlm empat golongan umur
yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut
37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146
gram/hari/ekor & minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi
total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dlm hal ini dikelompokkan dlm 2 (dua) fase yaitu:
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dlm hal ini dikelompokkan dlm 2 (dua) fase yaitu:
1.
Fase starter (umur 1-29 hari)
kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yg dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula & obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yg diberikan adalah 50 gram/liter air.
minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yg dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula & obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yg diberikan adalah 50 gram/liter air.
2.
Fase finisher (umur 30-57 hari),
terkelompok dlm masing-masing minggu yaitu
minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor &
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor &
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
2.
Pemberian Vaksinasi & Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yg menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting utk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yg ditimbulkan lebih lama daripada dgn vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yg mengandung virus yg telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yg ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yg diduga sakit.
Macam-macam vaksin:
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yg menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting utk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yg ditimbulkan lebih lama daripada dgn vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yg mengandung virus yg telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yg ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yg diduga sakit.
Macam-macam vaksin:
0.
Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh
Kuryna
1.
Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh
Kuryna (vaksin inaktif)
2.
Vaksin NCD HB-1/Pestos.
3.
Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
4.
Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex utk Marek.
Persyaratan dlm vaksinasi adalah:
5.
Ayam yg divaksinasi harus sehat.
6.
Dosis & kemasan vaksin harus
tepat.
7.
Sterilisasi alat-alat.
3.
Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dpt berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan & dijaga/dicek apabila ada bagian yg rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. dgn demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yg dipelihara.
Agar bangunan kandang dpt berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan & dijaga/dicek apabila ada bagian yg rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. dgn demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yg dipelihara.
- Penyakit karena Bakteri
- Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dgn angka kematian yg tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dgn antibiotika - Foel typhoid
Sasaran yg disering adalah ayam muda/remaja & dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yg berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: dgn antibiotika/preparat sulfa. - Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
Pengendalian: dgn preparat sulfa/obat sejenisnya. - Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun & burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yg serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dgn antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin). - Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam & terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri & virus.
Gejala: ayam yg terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dpt disembuhkan dgn antibiotia/preparat sulfa. - CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yg populer di Indonesia. Menyerang anak ayam & ayam remaja.
Pengendalian: dilakukan dgn antibiotika (Spiramisin & Tilosin). - Infeksi synovitis
Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler & kalkun.
Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian: dgn antibiotika. - Penyakit karena Virus
- Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yg populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tdk tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi & diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease. - Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yg serius utk anak ayam & ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tdk normal, putih telur encer & kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yg normal selalu ada ditengah). tdk ada pengobatan utk penyakit ini tetapi dpt dicegah dgn vaksinasi. - Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yg serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yg diindetifikasikan dgn Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dgn desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian: - belum ada obat utk mengatasi penyakit ini;
- pencegahan dilakukan dgn vaksinasi & sanitasi yg ketat.
- Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yg terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium.
Pengendalian: dgn vaksinasi. - Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%.
Pengendalian: dgn vaksinasi. - Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu. - Penyakit karena Jamur & Toksin
Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yg merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yg kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yg menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah : - Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam.
Penyebab: adalah racun dlm tepung ikan tetapi tdk semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yg menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada. - Racun dari bungkil kacang
Minyak yg tinggi dlm bungkil kelapa & bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. utk menghindari keracunan bungkil kacang maka dlm rancung tdk digunakan antioksidan atau bungkil kacang & bungkil kelapa yg mengandung kadar lemak tinggi. - Penyakit karena Parasit
- Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yg bersih & terpelihara baik. Tetapi peternakan yg kotor banyak siput air & minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan.
Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot & kurang aktif. - Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tdk terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yg tdk terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dgn cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tdk boleh mengenai tangan & mata secara langsung & penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tdk aktif. - Penyakit karena Protozoa
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis & Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang & genangan air.
- Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yg diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dlm sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yg disebabkan oleh virus dpt terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00. - Hasil Tambahan
Hasil tambahan yg dpt dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yg telah tua (afkir) & kotoran yg dpt dijual utk dijadikan pupuk kandang. - Pengumpulan
Telur yg telah dihasilkan diambil & diletakkan di atas egg tray (nampan telur). dlm pengambilan & pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yg normal dgn yg abnormal. Telur normal adalah telur yg oval, bersih & kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dgn volume sebesar 63 cc. Telur yg abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong. - Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yg kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yg terkena litter dpt dibersihkan dgn amplas besi yg halus, dicuci secara khusus atau dgn cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan utk telur tetas.
Baca juga tentang Teknik Cara Budidaya / Beternak Ayam Ras Pedaging Lengkap
Semoga artikel Teknik Cara Beternak Ayam Ras Petelur Lengkap di atas dapat bermanfaat. Terimakasih atas kunjungannya di blog Budidaya Desa ini.