HAMA & PENYAKIT APEL
HAMA & PENYAKIT APEL. Berikut adalah artikel yang terkait dengan hama dan penyakit tanaman apel.
HAMA & PENYAKIT APEL
HAMA & PENYAKIT APEL |
Hama
1) Kutu hijau (Aphis pomi Geer)
Ciri : kutu dewasa berwarna hijau kekuningan, antena pendek,
panjang tubuh 1,8 mm, ada yg bersayap ada pula yg tidak; panjang sayap 1,7 mm
berwarna hitam; perkembangbiakan sangat cepat, telur dpt menetas dlm 3-4
hari.
Gejala : (1) nimfa maupun kutu dewasa menyerang dgn mengisap cairan
sel-sel daun secara berkelompok dipermukaan daun muda, terutama
ujung tunas muda, tangkai cabang, bunga, & buah; (2) kutu
menghasilkan embun madu yang akan melapisi permukaan daun & merangsang tumbuhnya
jamur hitam (embun jelaga); daun berubah bentuk, mengkerut, leriting,
terlambat berbunga, buah-buah muda gugur,jika tdk mutu buahpun jelek.
Pengendalian : (1) sanitasi kebun & pengaturan jarak tanam (jangan
terlalu rapat);
(2) dgn musuh alami coccinellidae lycosa ; (3) dgn penyemprotan
Supracide 40 EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter;
(4) Supracide 40 EC
dlm 500-800 liter/ha air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali;
(5) Convidor
200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air; (6) Convidor
200 SL dlm 600 liter/ha air dgn interval penyemprotan 10 hari sekali (7)
Convidor
ini dpt mematikan sampai telur-telurnya; cara penyemprotan dr atas ke
bawah.
Penyemprotan dilakukan 1-2 minggu sebelum pembungaan & dilanjutkan
1-1,5 bulan setelah bunga mekar sampai 15 hari sebelum panen.
2) Tungau, Spinder mite, cambuk merah ( panonychus Ulmi)
Ciri : berwarna merah tua, & panjang 0,6 mm.
Gejala : (1) tungau menyerang daun dgn menghisap cairan sel-sel daun; (2) pada serangan
hebat menimbulkan bercak kuning, buram, cokelat, & mengering;
(3) pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau coklat.
Pengendalian : (1) dengan musah alami coccinellidae & lycosa ; (2) penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC
dlm 500 liter air per hektar dgn interval 2 minggu.
3) Trips
Ciri : berukuran kecil dgn panjang 1mm; nimfa berwarna putih
kekuning-kuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak
cepat & bila tersentuh akan segera terbang menghindar.
Gejala : (1) menjerang daun, kuncup/tunas, & buah yg masih sangat muda; (2) pada daun
terlihat berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung ke atas & pertumbuhan
tdk normal;
(3) daun pada ujung tunas mengering & gugur (4) pada
daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu.
Pengendalian : (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun & menjaga agar lingkungan
tajuk tanaman tidk terlalu rapat; (2) penyemprotan dgn insektisida seperti
Lannate 25 WP (b.a.Methomyl) dgn dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC
(b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas,
berbunga, dan pembentukan buah.
4) Ulat daun ( Spodoptera litura)
Ciri : larva berwarna hijau dgn garis-garis abu-abu memanjang dr abdomen sampai kepala.pada lateral larva terdapat bercak hitam
berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran, meletakkan telur secara berkelompok
& ditutupi dengan rambut halus berwarna coklat muda.
Gejala : menyerang daun, mengakibatkan lubang-lubang tdk teratur hingga tulang-tulang daun.
Pengendalian : (1) secara mekanis dgn membuang telur-telur pada daun; (2) penyemprotan
dengan penyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) & Nuvacron
20 SCW (b.a. Monocrotofos).
5) Serangga penghisap daun ( Helopelthis Sp)
Ciri : Helopelthis Theivora dengan abdomen warna hitam & merah, sedang HelopelthisAntonii
dgn abdomen warna
merah & putih. Serabgga berukuran kecil. Penjang nimfa yg baru menetas 1mm & panjang
serangga dewasa 6-8 mm. Pada bagian thoraknya terdapat benjolan yg menyerupai
jarum.
Gejala : menyerang pada pagi, sore atau pada saat keadaan berawan;
menyerang daun muda, tunas & buah buah dgn cara menhisap cairan sel;
daun yang terserang menjadi coklat & perkembanganya tdk simetris;
tunas yang terserang menjadi coklat, kering & akhirnya mati;
serangan pada buah menyebabkan buah menjadibercak-bercak coklat, nekrose, &
apabila buah membesar, bagian bercak ini pecah yg menyebebkan kualitas
buah menurun.
Pengendalian : (1) secara mekanis dgn cara pengerondongan atap plastik/pembelongsongan buah. (2) Penyemprotan dgn insektisida
seperti Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yg
dilakukan pada sore atau pagi hari.
6) Ulat daun hitam ( Dasychira Inclusa Walker)
Ciri : Larva mempunyai dua jambul dekat kepala berwarna hitam yg
mengarah kearah samping kepala. Pada bagian badan terdapat empat
jambul yang merupakan keumpulan seta berwarna coklat kehitam-hitaman.
Disepanjang kedua sisi tubuh terdapat rambut berwarna ab-abu. Panjang
larva 50
mm.
Gejala : menyerang daun tua & muda; tanaman yg terserang tinggal
tulang daun-daunnya dgn kerusakan 30%; pada siang hari larva bersembunyi
di balik daun.
Pengendalian : (1) secara mekanis dgn membuang telur-telur yang biasanya diletakkan pada daun; (2) penyemprotan insektisida
seperti: Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) & Matador 25 EC.
7) Lalat buah ( Rhagoletis Pomonella )
Ciri: larva tdk berkaki,
setelah menetas dr telur (10 hari) dpt segera memakan daging buah. Warna lalat hitam, kaki kekuningan
& meletakkan telur pada buah.
Gejala : bentuk buah menjadi jelek, terlihat benjol-benjol.
Pengendalian : (1) penyemprotan insektisida kontak seperti Lebacyd 550
EC; (2) membuat perangkat lalat jantan dgn menggunakan Methyl
eugenol sebanyak 0,1 cc ditetesan pad kapas yg sudah ditetesi insektisida 2
cc. Kapas tersebutkapas tersebut dimasukkan ke botol plastik (bekas
air mineral) yang digantungkan ketinggian 2 meter. Karena aroma yg mirip
bau-bau yang dikeluarkan betina, maka jantan tertarik & menhisap
kapas.
Penyakit
1) Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)
Penyebab : Padosphaera leucotich Salm. dgn stadia imperfeknya adalah
oidium Sp.
Gejala : (1) pada daun atas tampak putih, tunas tdk normal, kerdil
dan tidak berbuah; (2) pada buah berwarna coklat, berkutil
coklat.
Pengendalian : (1) memotong tunas atau bagian yg sakit & dibakar;
(2) dgn menyemprotka fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air
(500liter/Ha)
atau Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air (pencegahan) & 1-1,5 cc/liter
air
setelah perompesan sampai tunas berumur 4-5 minggu dgn interval 5-7
hari.
2) Penyakit bercak daun ( Marssonina coronaria J.J. Davis )
Gejala : pada daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat
bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik
hitam, dimulai dr daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur.
Pengendalian : (1) jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yg terserang dibuang & dibakar;
(2) disemprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000
gram/ha sejak 10 hari
setelah rompes dgn interval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi
atau Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur
4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
3) Jamur upas ( Cortisium salmonicolor Berk et Br)
Pengendalian : mengurangi kelembapan kebun, menghilangkan bagian tanaman
yang sakit.
4) Penyakit kanker ( Botryosphaeria Sp.)
Gejala : menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman,
terkadang mengeluarkan cairan), & buah (becak kecil warna cokelat
muda, busuk, mengelembung, berair & warna buah pucat.
Pengendalian : (1) tdk memanen buah terlalu masak; (2) mengurangi kelembapan kebun; (3)
membuang bagian yang sakit; (4) pengerokkan batang yg sakit lalu diolesi
fungisida Difolatan 4 F
100 cc/10 liter air atau Copper sandoz; (5) disemprot
Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.
5) Busuk buah ( Gloeosporium Sp.)
Gejala : bercak kecil cokelat & bintik-bintik hitam berubah
menjadi orange.
Pengendalian : tdk memetik buah terlalu masak & pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air utk mencegah penyakit pada
penyimpanan.
6) Busuk akar (Armilliaria Melea)
Gejala : menjerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai
dgn layu daun, gugur, & kulit akar membusuk.
Pengendalian : dgn eradifikasi, yaitu membongkar/mencabut tanaman yg terserang beserta
akar-akarnya, bekas lubang tdk ditanami minimal 1 tahun.
Baca Selengkapnya tentang Budidaya Apel di : Teknik Cara Budidaya Apel ( Malus sylvestris Mill )
Artikel Lainnya:
Artikel Terkait:
0 komentar:
Posting Komentar