JENIS TANAMAN APEL

JENIS TANAMAN APEL. Berikut adalahartikel yang terkait dengan jenis tanaman apel.

JENIS TANAMAN APEL

JENIS TANAMAN APEL
Menurut sistematika, tanaman apel termasuk dalam:
1) Divisio           :   Spermatophyta
2) Subdivisio     :   Angiospermae
3) Klas              :   Dicotyledonae
4) Ordo             :   Rosales
5) Famili            :   Rosaceae
6) Genus           :   Malus
7) Spesies        : Malus sylvestris Mill
Dari spesiesMalus sylvestris Mill ini, terdapat bermacam-macam varietas yang memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan antara lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble & Wangli/Lali jiwo.
 

Continue lendo >>

Teknik Cara Budidaya Apel ( Malus sylvestris Mill ) Lengkap

Teknik Cara Budidaya Apel ( Malus sylvestris Mill ) - Untuk artikel tentang PEDOMAN TEKNIK MENANAM APEL akan disampaikan peta halamannya adalah sebagai berikut:


Peta Halaman Teknik Cara Budidaya Apel ( Malus sylvestris Mill ) Lengkap
8.    PANEN APEL
9.    PASCAPANEN APEL

Teknik Cara Budidaya Apel ( Malus sylvestris Mill ) Lengkap

Teknik Cara Budidaya Apel ( Malus sylvestris Mill ) Lengkap
Teknik Cara Budidaya Apel ( Malus sylvestris Mill ) Lengkap

1.    SEJARAH SINGKAT APEL
Apel merupakan tanaman buah  tahunan yg berasal dr daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini.

2.    JENIS TANAMAN APEL
Menurut sistematika, tanaman apel termasuk dalam:
1) Divisio           :   Spermatophyta
2) Subdivisio     :   Angiospermae
3) Klas              :   Dicotyledonae
4) Ordo             :   Rosales
5) Famili            :   Rosaceae
6) Genus           :   Malus
7) Spesies        : Malus sylvestris Mill

Dari spesiesMalus sylvestris Mill ini, terdapat bermacam-macam varietas yang memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan antara lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble & Wangli/Lali jiwo.

3.    MANFAAT TANAMAN APEL
Apel mengandung banyak vitamin C & B. Selain itu apel kerap menjadi pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi.

4.    SENTRA PENANAMAN APEL
Di Indonesia, apel dpt tumbuh & berbuah baik di daerah dataran tinggi. Sentra produksi apel di adalah Malang (Batu & Poncokusumo) & Pasuruan (Nongkojajar), Jatim. Di daerah ini apel telah diusahakan sejak tahun 1950, dan berkembang  pesat pada tahun 1960 hingga saat ini. Selain itu daerah lain yang banyak dinanami apel adalah Jawa Timur (Kayumas-Situbondo, Banyuwangi), Jawa Tengah (Tawangmangu), Bali (Buleleng & Tabanan), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur & Sulawesi Selatan. Sedangkan sentra penanaman dunia berada di Eropa, Amerika, & Australia.

5.    SYARAT TUMBUH APEL
5.1.  Iklim
1) Curah hujan yg ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dgn hari hujan 110-150 hari/tahun. dlm setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan & bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yg tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tdk dpt menjadi buah.
2) Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yg cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.
3) Suhu yg sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
4) Kelembaban udara yg dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.

5.2.  Media Tanam
1) Tanaman apel tumbuh dgn baik pada tanah yg bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, & struktur tanahnya remah & gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, & porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara & kemampuan menyimpanan airnya optimal.
2) Tanah yg cocok adalah Latosol, Andosol & Regosol.
3) Derajat keasaman tanah (pH) yg cocok utk tanaman apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yg dibutuhkan adalah air tersedia.
4) dlm pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.
5) Kelerengan yg terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak ditanami.

5.3.  Ketinggian Tempat
Tanaman apel dpt tumbuh & berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl
.
6.    PEDOMAN BUDIDAYA APEL
6.1.  Pembibitan
Perbanyakan tanaman apel dilakukan secara vegetatif & generatif. Perbanyakan yang baik & umum dilakukan adalah perbanyakan vegetatif, sebab perbanyakan generatif memakan waktu lama & sering menghasilkan bibit yg menyimpang dari induknya. Teknik perbanyakan generatif dilakukan dgn biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dgn okulasi atau penempelan (budding), sambungan (grafting) & stek.

1) Persyaratan Benih
Syarat batang bawah: merupakan apel liar, perakaran luas & kuat, bentuk pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi. Sedangkan syarat mata tunas adalah berasal dr batang tanaman apel yg sehat & memilki sifat-sifat unggul.

2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih dilakukan dgn cara perbanyakan batang bawah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Anakan / siwilan
1. Ciri anakan yg diambil adalah tinggi 30 cm, diameter 0,5 cm & kulit batang kecoklatan.
2. Anakan diambil dr pangkal batang bawah tanaman produktif dgn cara menggali tanah disekitar pohon, lalu anakan dicabut beserta akarnya secara berlahan-lahan & hati-hati.
3. Setelah anakan dicabut, anakan dirompes & cabang-cabang dipotong, lalu ditanam pada bedengan selebar 60 cm dgn kedalaman parit 40 cm.
b) Rundukan (layering)
1. Bibit hasil rundukan dpt diperoleh dua cara yaitu:
- Anakan pohon induk apel liar : anakan yg agak panjang direbahkan
melekat tanah, kemudian cabang dijepit kayu & ditimbun tanah;
penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat, tunas dapat dipisahkan dgn cara memotong cabangnya.
- Perundukan tempelan batang bawah : dilakukan pada waktu tempelan dibuka (2 minggu) yaitu dgn memotong 2/3 bagian penampang batang bawah, sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan dibenamkan dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas. Pada tekukan diberi penjepit kayu atau bambu.
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut dibawah keratan atau tekukan. Bekas luka diolesi defolatan.
c) Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam & lurus), sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke larutan  Roton F untuk merangsang pertumbuhan akar. Jarak penanaman 30 x 25 cm, tiap bedengan ditanami dua baris. Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang ±  1 cm & perakaran cukup cukup kuat.

3) Teknik Pembiitan
a) Penempelan
1. Pilih batang bawah yg memenuhi syarat yaitu telah berumur 5 bulan, diameter batang ±  1 cm & kulit batangnya mudah dikelupas dr kayu.
2. Ambil mata tempel dr cabang atau batang sehat yg berasal dr pohon apel varietas unggul yg telah terbukti keunggulannya. Caranya adalah dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm (Matanya ditengah-tengah). Kemudian lapisan kayu dibuang dgn hati-hati agar matanya tdk rusak
3. Buat lidah kulit batang yg terbuka pada batang bawah setinggi ±  20 cm dari pangkal batang dgn ukuran yg disesuaikan dgn mata tempel. Lidah tersebut diungkit dr kayunya & dipotong setengahnya.
4. Masukkan mata tempel ke dlm lidah batang bawah sehingga menempel dengan baik. Ikat tempelan dgn pita plastik putih pada seluruh bagian tempelan.
5. Setelah 2-3 minggu, ikatan tempelan dpt dibuka & semprot/ kompres dengan ZPT. Tempelan yg jadi mempunyai tanda mata tempel berwarna hijau segar & melekat.
6. Pada okulasi yg jadi, kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi milintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 bagian penampang. Tujuannya utk mengkonsentrasikan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata tunas.
b) Penyambungan
1. Batang atas (entres) berupa cabang (pucuk cabang lateral).
2. Batang bawah dipotong pada ketinggian ±  20 cm dr leher akar.
3. Potong pucuknya & belah bagian tengah batang bawah denngan panjang 2-5 cm.
4. Cabang entres dippotong sepanjang ±  15 cm (± 3 mata), daunnya dibuang, lalu pangkal batang atas diiris berbentuk baji. Panjang irisan sama dengan panjang belahan batang bawah.
5. Batang atas disisipkan ke belahan batang bawah, sehingga kambium keduanya bisa bertemu.
6. Ikat sambungan dgn tali plastik serapat mungkin.
7. Kerudungi setiap sambungan dgn kantung plastik. Setelah berumur 2-3 minggu, kerudung plastik dpt dibuka utk melihat keberhasilan sambungan.
4) Pemeliharaan pembibitan
Pemeliharaan batang bawah meliputi
a) Pemupukan: dilakukan 1-2 bulan sekali dgn urea & TSP masing-masing 5 gram per tanaman ditugalkan  (disebar mengelilingi) di sekitar tanaman.
b) Penyiangan: waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma. 
c) Pengairan: satu minggu sekali (bila tdk ada hujan)
d) Pemberantasan hama & penyakit: disemprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan. Fungisida yg digunakan adalah Antracol atau Dithane, sedangkan insektisida adalah Supracide atau Decis. Bersama dgn ini dpt pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat Agristic.
5) Pemindahan Bibit
Bibit okulasi grafting (penempelan & sambungan) dpt dipindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga tingginya 80-100 cm dan daunnya dirompes.

6.2.  Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Persiapan yg diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah & pelaksanaan survai. Tujuannya utk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan & biaya yang diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Tanah diolah dgn cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tanaman yg masih tertinggal 
3) Pembentukan Bedengan
Pada tanaman apel bedeng hampir tdk diperlukan, tetapi hanya peninggian alur penanaman.
4) Pengapuran
Pengapuran bertujuan utk menjaga keseimbangan pH tanah. Pengapuran hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dr 6.
5) Pemupukan
Pupuk yg diberikan pada pengolahan lahan adalah pupuk kandang sebanyak 20 kg per lubang tanam yg dicampur merata dgn tanah, setelah itu dibiarkan selama 2 minggu.

6.3.  Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman apel dpt ditanam secara monokultur maupun intercroping. Intercroping hanya dpt dilakukan apabila tanah belum tertutup tajuk-tajuk daun atau sebelum 2 tahun. Tapi pada saat ini, setelah melalui beberapa penelitian intercroping pada tanaman apel dpt dilakukan dgn tanaman yg berhabitat
rendah, seperti cabai, bawang & lain-lain. Tanaman apel tdk dpt ditanam pada jarak yg terlalu rapat karena akan menjadi sangat rimbun yg akan menyebabkan kelembaban tinggi, sirkulasi udara kurang, sinar matahari terhambat & meningkatkan pertumbuhan penyakit. Jarak tanam yg ideal utk tanaman apel tergantung varietas. utk varietas Manalagi & Prices Moble adalah 3-3.5 x 3.5 m, sedangkan utk varietas Rome Beauty & Anna dpt lebih pendek yaitu 2-3  x 2.5-3 m.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam antara 50 x 50 x 50 cm sampai 1 x 1 x 1 m. Tanah atas dan tanah bawah dipisahkan, masing-masing dicampur pupuk kandang sekurang-kurangnya 20 kg.  Setelah itu tanah dibiarkan selama ±  2 minggu, & menjelang tanam tanah galian dikembalikan sesuai asalnya.
3. Cara Penanaman
Penanaman apel dilakukan baik pada musim penghujan atau kemarau (di sawah). Untuk lahan tegal dianjurkan pada musim hujan. Cara penanaman bibit apel adalah sebagai berikut:
a. Masukan tanah bagian bawah bibit kedalam lubang tanam.
b. Masukan bibit ditengah lubang sambil diatar perakarannya agar menyebar.
c. Masukan tanah bagian atas dlm lubang sampai sebatas akar & ditambah tanah galian lubang.
d. Bila semua tanah telah masuk, tanah ditekan-tekan secara perlahan dengan tangan agar bibit tertanam kuat & lurus. utk menahan angin, bibit dapat ditahan pada ajir dgn ikatan longgar.
6.4.  Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan & penyulaman
Penjarangan tanaman tdk dilakukan, sedangkan penyulaman dilakukan pada tanaman yg mati atau dimatikan kerena tdk menghasilkan dgn cara menanam tanaman baru menggantikan tanaman lama. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.
2)     Penyiangan
Penyiangan dilakukan hanya bila disekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yang dianggap dpt mengganggu tanaman. Pada kebun yg ditanami apel dengan jarak tanam yg rapat (±  3x3 m), peniangan hampir tdk perlu dilakukan karena tajuk daun menutupi permukaan tanah sehingga rumput-rumput tidak dapat tumbuh.
3) Pembubunan
Penyiangan biasanya diikuti dgn pembubunan tanah. Pembubunan dimaksudkan utk meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tidak tergenang air & juga utk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dgn pemupukan.
4) Perempalan/Pemangkasan
Bagian yg perlu dipangkas adalah bibit yg baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dr pucuk, 4-6 mata & bekas tangkai buah, knop yg tdk subur, cabang yg berpenyakit dan tdk produkrif, cabang yg menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun
yang menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk yg diinginkan(4-5 tahun).
5) Pemupukan
a) Pada musim hujan/tanah sawah
1. Bersamaan rompes daun ( <  3 minggu). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, KCl/ZK ±  3 kg/pohon (4:2:1).
2. Melihat situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK (15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP & KCl/ZK ±  1 kg/pohon (1:2:1)
b) Musim kemarau/tanah tegal
1. Bersamaan rompes tdk diberi pupuk (tidak ada air).
2. 2-3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, & KCl/ZK ±  3 kg/pohon (4:2:1).
Cara pemupukan disebar di sekeliling tanaman sedalam ±  20 cm sejauh lebar daun, lalu ditutup tanah & diairi. Untuk pupuk kandang cukup diberikan sekali setahun (2 x panen) 1-2 pikul setiap pohon pada musim kemarau setelah panen. Untuk meningkatkan pertumbuhan perlu diberikan pupuk daun & ZPT pada 5-7 hari sampai menjelang bunga setelah rompes (Gandasil B 1 gram/liter) + Atonik/Cepha 1 cc/liter diselingi dgn Metalik-Multi Mikro & 5-7 hari sekali sampai menjelang panen (2,5 bulan) dr rompes Gandasil D (1 gram/liter). Selain itu perlu digunakan zat pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah rompes (jangan sampai 10 hari setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan dosisi 3 liter/200 literair.
6) Pengairan & Penyiraman
Untuk pertumbuhannya, tanaman apel memerlukan pengairan yg memadai sepanjang musim. Pada musim penghujan, masalah kekurangan air tdk ditemui, tetapi harus diperhatikan jangan sampai tanaman terendam air. Krena itu perlu drainase yg baik. Sedangkan pada musim kemarau masalah kekurangan air harus diatasi dgn cara menyirami tanaman sekurang-kurangnya 2 minggu sekali dgn cara dikocor.
7) Penyemprotan Pestisida
Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau secara rutin 1-2 minggu sekali dgn dosis ringan. utk penanggulangan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin dgn dosis tepat, agar hama dapat segera ditanggulangi. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari. Jenis & dosis pestisida yg digunakan dlm menanggulangi hama sangat beragam tergantung dgn hama yg dikendalikan & tingkat populasi hama tersebut, pengendalian secara lebih terinci akan dijelaskan pada poin hama dan penyakit.
8) Pemeliharaan Lain
a) Perompesan
Perompesan dilakukan utk mematahkan masa dorman didaerah sedang. Di darah tropis perompesan dilakukan utk menggantikan musim gugur di daerah iklim sedang baik secara manual oleh manusia (dengan tangan) 10 hari setelah panen maupun dgn menyemprotkan bahan kimia seperti Urea 10%+Ethrel 5000 ppm 1 minggu setelah panen 2 kali dgn selang satu minggu).
b) Pelengkungan cabang
Setelah dirompes dilakukan pelengkungan cabang utk meratakan tunas lateral dgn cara menarik ujung cabang dgn tali & diikatkan ke bawah. Tunas lateral yg rata akan memacu pertumbuhan tunas yg berarti mamacu terbentuknya buah.
c) Penjarangan buah
Penjarangan dilakukan utk meningkatkan kualitas buah yaitu besar seragam, kulit baik, & sehat, dilakukan dgn membuang buah yg tdk normal (terserang hama penyakit atau kecil-kecil). utk memdapatkan buah yg baik satu tunas hendaknya berisi 3-5 buah.
d) Pembelongsongan buah
Dilakukan 3 bulan sebelum panen dgn menggunakan kertas minyak berwarna putih sampai keabu-abuan/kecoklat-cokltan yg bawahnya berlubang. Tujuan buah terhindar dr serangan burung & kelelawar dan menjaga warna buah mulus.
e) Perbaikan kualitas warna buah
Peningkatan warna buah dpt dilakukan dgn bahan kimia Ethrel, Paklobutrazol, 2,4 D baik secara tunggal maupun kombinasi.

7.    HAMA & PENYAKIT APEL
7.1.  Hama
1) Kutu hijau (Aphis pomi  Geer)
Ciri : kutu dewasa berwarna hijau kekuningan, antena pendek, panjang tubuh 1,8 mm, ada yg bersayap ada pula yg tidak; panjang sayap 1,7 mm berwarna hitam; perkembangbiakan sangat cepat, telur dpt menetas dlm 3-4 hari.

Gejala : (1) nimfa maupun kutu dewasa menyerang dgn mengisap cairan sel-sel daun secara berkelompok dipermukaan daun muda, terutama ujung tunas muda, tangkai cabang, bunga, & buah; (2) kutu menghasilkan embun madu yang akan melapisi permukaan daun & merangsang tumbuhnya jamur hitam (embun jelaga); daun berubah bentuk, mengkerut, leriting, terlambat berbunga, buah-buah muda gugur,jika tdk mutu buahpun jelek.
Pengendalian : (1) sanitasi kebun & pengaturan jarak tanam (jangan terlalu rapat); (2) dgn musuh alami coccinellidae lycosa ; (3) dgn penyemprotan Supracide 40 EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter; (4) Supracide 40 EC dlm 500-800 liter/ha air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali; (5) Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air; (6) Convidor 200 SL dlm 600 liter/ha air dgn interval penyemprotan 10 hari sekali (7) Convidor ini dpt mematikan sampai telur-telurnya; cara penyemprotan dr atas ke bawah. Penyemprotan dilakukan 1-2 minggu sebelum pembungaan & dilanjutkan 1-1,5 bulan setelah bunga mekar sampai 15 hari sebelum panen.
2) Tungau, Spinder mite, cambuk merah ( panonychus Ulmi)
Ciri : berwarna merah tua, & panjang 0,6 mm.
Gejala : (1) tungau menyerang daun dgn menghisap cairan sel-sel daun; (2) pada serangan hebat menimbulkan bercak kuning, buram, cokelat, & mengering; (3) pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau coklat.
Pengendalian : (1) dengan musah alami coccinellidae  & lycosa ; (2) penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dlm 500 liter air per hektar dgn interval 2 minggu.
3) Trips
Ciri : berukuran kecil dgn panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuning-kuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat & bila tersentuh akan segera terbang menghindar.
Gejala : (1) menjerang daun, kuncup/tunas, & buah yg masih sangat muda; (2) pada daun terlihat berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung ke atas & pertumbuhan tdk normal;
(3) daun pada ujung tunas mengering & gugur (4) pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu.
Pengendalian : (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun & menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidk terlalu rapat; (2) penyemprotan dgn insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a.Methomyl) dgn dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah.
4) Ulat daun ( Spodoptera litura)
Ciri : larva berwarna hijau dgn garis-garis abu-abu memanjang dr abdomen sampai kepala.pada lateral larva terdapat bercak hitam berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran, meletakkan telur secara berkelompok & ditutupi dengan rambut halus berwarna coklat muda.
Gejala : menyerang daun, mengakibatkan lubang-lubang tdk teratur hingga tulang-tulang daun.
Pengendalian : (1) secara mekanis dgn membuang telur-telur pada daun; (2) penyemprotan dengan penyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) & Nuvacron 20 SCW (b.a.  Monocrotofos).
5) Serangga penghisap daun ( Helopelthis Sp)
Ciri : Helopelthis Theivora dengan abdomen warna hitam & merah, sedang HelopelthisAntonii
 dgn abdomen warna merah & putih. Serabgga berukuran kecil. Penjang nimfa yg baru menetas 1mm & panjang serangga dewasa 6-8 mm. Pada bagian thoraknya terdapat benjolan yg menyerupai jarum.
Gejala : menyerang pada pagi, sore atau pada saat keadaan berawan; menyerang daun muda, tunas & buah buah dgn cara menhisap cairan sel; daun yang terserang menjadi coklat & perkembanganya tdk simetris; tunas yang terserang menjadi coklat, kering & akhirnya mati; serangan pada buah menyebabkan buah menjadibercak-bercak coklat, nekrose, & apabila buah membesar, bagian bercak ini pecah yg menyebebkan kualitas buah menurun.
Pengendalian : (1) secara mekanis dgn cara pengerondongan atap plastik/pembelongsongan buah. (2) Penyemprotan dgn insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yg dilakukan pada sore atau pagi hari.
6) Ulat daun hitam ( Dasychira Inclusa Walker)
Ciri : Larva mempunyai dua jambul dekat kepala berwarna hitam yg mengarah kearah samping kepala. Pada bagian badan terdapat empat jambul yang merupakan keumpulan seta berwarna coklat kehitam-hitaman. Disepanjang kedua sisi tubuh terdapat rambut berwarna ab-abu. Panjang larva 50 mm.
Gejala : menyerang daun tua & muda; tanaman yg terserang tinggal tulang daun-daunnya dgn kerusakan 30%; pada siang hari larva bersembunyi di balik daun.
Pengendalian : (1) secara mekanis dgn membuang telur-telur yang biasanya diletakkan pada daun; (2) penyemprotan insektisida seperti: Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) & Matador 25 EC.
7) Lalat buah ( Rhagoletis Pomonella )
Ciri:  larva tdk berkaki, setelah menetas dr telur (10 hari) dpt segera memakan daging buah. Warna lalat hitam, kaki kekuningan & meletakkan telur pada buah.
Gejala : bentuk buah menjadi jelek, terlihat benjol-benjol.
Pengendalian : (1) penyemprotan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC; (2) membuat perangkat lalat jantan dgn menggunakan Methyl eugenol sebanyak 0,1 cc ditetesan pad kapas yg sudah ditetesi insektisida 2 cc. Kapas tersebutkapas tersebut dimasukkan ke botol plastik (bekas air mineral) yang digantungkan ketinggian 2 meter. Karena aroma yg mirip bau-bau yang dikeluarkan betina, maka jantan tertarik & menhisap kapas.
7.2.  Penyakit
1) Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)
Penyebab : Padosphaera leucotich Salm. dgn stadia imperfeknya adalah
oidium Sp.
Gejala : (1) pada daun atas tampak putih, tunas tdk normal, kerdil dan tidak berbuah; (2) pada buah berwarna coklat, berkutil coklat.
Pengendalian : (1) memotong tunas atau bagian yg sakit & dibakar; (2) dgn menyemprotka fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air (pencegahan) & 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai tunas berumur 4-5 minggu dgn interval 5-7 hari.
2) Penyakit bercak daun ( Marssonina coronaria J.J. Davis )
Gejala : pada daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dr daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur.
Pengendalian : (1) jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yg terserang dibuang & dibakar; (2) disemprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000 gram/ha sejak 10 hari
setelah rompes dgn interval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi atau Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
3) Jamur upas ( Cortisium salmonicolor Berk et Br)
Pengendalian : mengurangi kelembapan kebun, menghilangkan bagian tanaman
yang sakit.
4) Penyakit kanker ( Botryosphaeria Sp.)
Gejala : menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman, terkadang mengeluarkan cairan), & buah (becak kecil warna cokelat muda, busuk, mengelembung, berair & warna buah pucat.
Pengendalian : (1) tdk memanen buah terlalu masak; (2) mengurangi kelembapan kebun; (3) membuang bagian yang sakit; (4) pengerokkan batang yg sakit lalu diolesi fungisida Difolatan 4 F
100 cc/10 liter air atau Copper sandoz; (5) disemprot Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.
5) Busuk buah ( Gloeosporium  Sp.)
Gejala : bercak kecil cokelat & bintik-bintik hitam berubah menjadi orange.
Pengendalian : tdk memetik buah terlalu masak & pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air utk mencegah penyakit pada penyimpanan.
6) Busuk akar (Armilliaria Melea)
Gejala : menjerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dgn layu daun, gugur, & kulit akar membusuk.
Pengendalian : dgn eradifikasi, yaitu membongkar/mencabut tanaman yg terserang beserta akar-akarnya, bekas lubang tdk ditanami minimal 1 tahun.

8.    PANEN APEL
8.1.  Ciri & Umur Panen
Pada umumnya buah apel dpt dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas & iklim. Rome Beauty dpt dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dr bunga mekar, Manalagi dpt dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar & Anna sekitar 100 hari. Tetapi, pada musim hujan & tempat lebih tinggi, umur buah lebih panjang.
Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak  normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah: ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar dan bila ditekan terasa kres
.
8.2.  Cara Panen
Pemetikan apel dilakukan dgn cara memetik buah dgn tangan secara serempak utk setiap kebun.
8.3.  Periode Panen
Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan yang telah dilakukan.
8.4.  Prakiraan Produksi
Produksi buah apel sangat tergantung dgn varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon.
9.    PASCAPANEN APEL
9.1.  Pengumpulan
Setelah dipetik, apel dikumpulkan pada tempat yg teduh & tdk terkena sinar matahari langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan apel yang tinggi kualitas & kuantitasnya. Pengumpulan dilakukan dgn hati-hati dan jangan ditumpuk & dilempar-lempar, lalu dibawa dgn keranjang ke gudang untuk diseleksi.
9.2.  Penyortiran & Penggolongan
Penyortiran dilakukan utk memisahkan antara buah yg baik & bebas penyakit dengan buah yg jelek atau berpenyakit, agar penyakit tdk tertular keseluruh buah yang dipanen yg dpt  menurunkan mutu produk. Penggolongan dilakukan utk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis varietas, ukuran & kualitas buah.
9.3.  Penyimpanan
Pada dasarnya apel dpt disimpan lebih lama dibanding dgn buahan lain, misal Rome Beauty 21-28 hari (umur petik 113-120 hari) atau 7-14 hari (umur petik 127-141 hari). utk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan), harus disimpan pada suhu minus 6-0 derajat C dgn precooling
  2,2 derajat C.
9.4.  Pengemasan & Transportasi
Kemasan yg digunakan adalah kardus dgn ukuran 48 x 33 x 37 cm dengan berat 35 kg buah apel. Dasar & diatas susunan apel perlu diberi potongan kertas dan disusun miring (tangkai sejajar panjang kotak). Dasar kotak diisai 3-3 atau 2-2atau berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah.

Sumber artikel Teknik Cara Budidaya Apel ( Malus sylvestris Mill ) Lengkap ini adalah : http://www.warintek.ristek.go.id


Artikel Lainnya:

Continue lendo >>

SYARAT TUMBUH MELON

SYARAT TUMBUH MELON - Berikut artikel yang terkait dengan syarat tumbuh melon antara lain.

SYARAT TUMBUH MELON

SYARAT TUMBUH MELON
Iklim
  1. Angin yg bertiup cukup keras dpt merusak pertanaman melon, dpt mematahkan tangkai daun, tangkai buah & batang tanaman.
  2. Hujan yg terus menerus akan menggugurkan calon buah yg sudah terbentuk & dpt pula menjadikan kondisi lingkungan yg menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah.
  3. Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya.
  4. Tanaman melon memerlukan suhu yg sejuk & kering utk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan utk tanam melon antara 25–30 derajat C. Tanaman melon tdk dpt tumbuh apabila kurang dari 18 derajat C. 
  5. Kelembaban udara secara tdk langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yg tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit.
Media Tanam
  1. Tanah yg baik utk budidaya tanaman melon ialah tanah liat berpasir yg banyak mengandung bahan organik utk memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tdk menyukai tanah yg terlalu basah.
  2. Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8–7,2.
  3. Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yg cukup banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.
Ketinggian Tempat
Tanaman melon dpt tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman tdk berproduksi dengan optimal.
 

Continue lendo >>

SENTRA PENANAMAN MELON

SENTRA PENANAMAN MELON. Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan agribisnis yg mencoba menanam melon utk dibudidayakan daerah Cisarua (Bogor) & Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda & Jerman.

SENTRA PENANAMAN MELON

SENTRA PENANAMAN MELON

Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar & Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar dibandingkan dengan daerah asal melon pertama.

Baca Selengkapnya tentang Budidaya Melon di : Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap

Artikel Lainnya:

Continue lendo >>

JENIS TANAMAN MELON

JENIS TANAMAN MELON. Jenis-jenis melon yg terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack & Osage (1881–1890); melon Honey Rock & Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado & Honey Gold (1939).

JENIS TANAMAN MELON

JENIS TANAMAN MELON
Untuk memudahkan sistem penanaman & pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:

1)    Tipe Netted-Melon
a. Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat & bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari; awet & tahan lama utk disimpan.
b. Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala & harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik & harum.
2) Tipe Winter-Melon
a. Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat & aroma buah tdk harum; buah lambat utk masak antara 90–120 hari; mudah rusak & tdk tahan lama utk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias.
b. (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dengan diameter 2,5–7,5 cm; (2) Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering utk tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.
 

Continue lendo >>

SEJARAH SINGKAT MELON

SEJARAH SINGKAT MELON - Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yg menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yg merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa & Afrika. & tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah & ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus & akhirnya ditanam luas di Colorado, California, & Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis & subtropis termasuk Indonesia.

SEJARAH SINGKAT MELON

SEJARAH SINGKAT MELON
Baca Selengkapnya tentang Budidaya Melon di : Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap

Artikel Lainnya:

Continue lendo >>

Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap

Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap - Untuk artikel tentang PEDOMAN TEKNIK MENANAM JMELON akan disampaikan peta halamannya adalah sebagai berikut:
Peta Halaman Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap :

Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap

Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap
Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap

1.     SEJARAH SINGKAT MELON
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yg menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yg merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa & Afrika. & tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah & ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus & akhirnya ditanam luas di Colorado, California, & Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis & subtropis termasuk Indonesia.


2.     JENIS TANAMAN MELON
      Jenis-jenis melon yg terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack & Osage (1881–1890); melon Honey Rock & Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado & Honey Gold (1939).
Untuk memudahkan sistem penanaman & pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:

1)    Tipe Netted-Melon

a. Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat & bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan winter–melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari; awet & tahan lama utk disimpan.
b. Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala & harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik & harum.
2) Tipe Winter-Melon
a. Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat & aroma buah tdk harum; buah lambat utk masak antara 90–120 hari; mudah rusak & tdk tahan lama utk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias.
b. (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dengan diameter 2,5–7,5 cm; (2) Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering utk tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.


3.     MANFAAT TANAMAN MELON
Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan kandungan vitamin C yg cukup tinggi.
4.     SENTRA PENANAMAN MELON
Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan agribisnis yg mencoba menanam melon utk dibudidayakan daerah Cisarua (Bogor) & Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, Denmark, Belanda & Jerman.

Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar & Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar dibandingkan dengan daerah asal melon pertama.
5.     SYARAT TUMBUH MELON
     
5.1.     Iklim

1. Angin yg bertiup cukup keras dpt merusak pertanaman melon, dpt mematahkan tangkai daun, tangkai buah & batang tanaman.
2. Hujan yg terus menerus akan menggugurkan calon buah yg sudah terbentuk & dpt pula menjadikan kondisi lingkungan yg menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah.
3. Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya.
4. Tanaman melon memerlukan suhu yg sejuk & kering utk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan utk tanam melon antara 25–30 derajat C. Tanaman melon tdk dpt tumbuh apabila kurang dari 18 derajat C. 
5. Kelembaban udara secara tdk langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yg tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit.
5.2. Media Tanam

1. Tanah yg baik utk budidaya tanaman melon ialah tanah liat berpasir yg banyak mengandung bahan organik utk memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tdk menyukai tanah yg terlalu basah.
2.  Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,8–7,2.
3. Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yg cukup banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.

5.3.     Ketinggian Tempat
Tanaman melon dpt tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman tdk berproduksi dengan optimal.

6.     PEDOMAN BUDIDAYA MELON
     
6.1.     Pembibitan
Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan & okulasi, walaupun dpt juga dilakukan dengan cara menanam biji dengan secara langsung.

Persyaratan Benih: Tanaman melon yg sehat & berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yg sehat, kuat & terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam & Atonik selama 2 (dua) jam. Benih yg baik berada di dasar air, & benih yg kurang baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab itu pembibitan merupakan kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.

Penyiapan Benih

    a). Pengadaan benih secara generatif
    Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada fase ini tanaman memerlukan banyak unsur fosfor utk memperkuat akar & membentuk biji pada buah. Pada fase ini apabila tanaman dalam kondisi sehat maka jaring-jaring pada buah diharapkan muncul secara merata. utk mendukung pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dengan pupuk daun Complesal super tonic (merah) dengan konsentrasi 2 gram/liter seminggu sekali. utk mencegah kekurangan unsur kalsium & boron maka tanaman disemprot dengan pupuk daun Ferti-cal dengan konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.
    b)     Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)
    Dengan metoda kultur jaringan, pemilihan media tanam & sumber eksplan yg digunakan haruslah tepat agar memberikan hasil yg maksimal. Media dasar yg dipakai tersusun dari garam-garam berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dengan penambahan thiamin 0,04 mg/liter, myoinositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai kombinasi hormon tanaman yg ditambahkan sesuai dengan perlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dengan penambahan agar bacto 8 gram/liter, pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. sterilisasi media dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat C selama 30 menit.Tanaman yg didapat dari kultur jaringan membentuk bunga jantan & bunga betina separti halnya tanaman yg didapat dari biji.
    c)     Sumber benih
    utk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan benih asli (F1 hibrid).
    d)     Cara penyimpanan benih
    Benih harus disimpan ditempat yg kering & tempat utk menyimpan benih dpt dibuatkan rumah pembibitan yg sederhana karena mengingat umur benih hanya selama 10–14 hari, karena utk melindungi benih tanaman yg masih muda dari terik sinar matahari, air hujan, & serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran agar perakaran bibit tdk menembus ke dalam tanah.
    e)     Kebutuhan benih
    Benih yg dibutuhkan sesuai dengan luas tanam ditambah 10% utk cadangan penyulaman.
    f)     Perlakuan benih
    Benih melon memerlukan perlakuan yg lebih sederhana dibandingkan dengan benih semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis sehingga tdk memerlukan perlakuan ekstra. Perlakuan utk benih melon adalah pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.

    Teknik Penyemaian Benih

    a) Cara & Waktu Penyemaian
    Benih melon yg akan disemaikan, direndam terlebih dahulu di dalam air selama 2–4 jam. Kemudian benih disemaikan pada kantong plastik, yg telah diisi tanah & pupuk kandang yg dicampur dengan perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak & ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam & tanah dengan perbandingan 2:1 yg telah disiapkan, agar tanaman dpt tumbuh dengan baik, tdk mudah rebah. utk merangsang perkecambahan benih dengan menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian dengan karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3 atau ke-4) maka karung goni dpt dibuka.
    b)     Pembuatan Media Semai
    Melon termasuk tanaman yg tdk terlalu menuntut media semai yg khusus utk pembibitannya. Medianya dpt dibuat dengan berbagai variasi, contohnya dengan mencampurkan tanah, pasir & pupuk kandang atau kompos, asal perbandingannya sesuai misalnya 1:1:1. utk mendapatkan hasil bibit melon yg kekar & sehat maka komposisi media semai yg tepat terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK ditambah dengan insektisida karbofuran.

    Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
    Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi calon bibit, & harus mendapatkan pemeliharaan yg baik agar menjadi bibit melon yg sehat & kekar.

    a) Cara & Waktu Penyiraman
    Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. utk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot utk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media & melemparkan benih atau kecambah keluar dari polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dpt dilakukan embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering & penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air & zat-zat makanan tdk dpt terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering & layu.
    b)     Penjarangan
    Penjarangan dilakukan dengan tujuan utk menyiapkan bibit-bibit yg sehat & kekar utk ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit yg mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu. Bibit-bibit yg pertumbuhannya merana disingkirkan & tdk ditanam.
    c)     Pemupukan
    utk pertumbuhan vegetatif bibit dpt dipacu dengan penyemprotan pupuk daun yg mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7–9 HSS dengan konsentrasi 1,0–1,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk organik tdk perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yg diberikan pada media semai telah mencukupi.
    d)     Pemberian Pestisida Pada Masa Pembibitan
    Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida dilakukan apabila dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ini terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida yg digunakan adalah Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter & fungisida Previcur N 1,0 ml/liter.

Pemindahan Bibit
    Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai atau tanaman melon telah berusia 10–12 hari. Cara pemindahan tdk berbeda dengan cara pemindahan tanaman lainnya, yaitu kantong plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yg sudah dilubangi sebelumnya, bedenganpun jangan sampai kekurangan air.

6.2. Pengolahan Media Tanam

Persiapan

    a) Pengukuran pH Tanah
    Pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat pH meter. Tanah yg akan di ukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik yg berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata.
    b)     Analisis Tanah
    Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon dpt ditanam pada berbagai jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, & grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dpt dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan.
    c)     Penetapan Waktu/Jadwal Tanam
    Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan waktu panen suatu varietas melon yg ditanam & waktu panen varietas melon lainnya. Misalnya waktu tanam melon pada bulan Maret adalah varietas ten me, April varietas aroma, Mei varietas new century (hamiqua) & seterusnya sehingga petani/pengusaha agribisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas melon yg dikehendaki pelanggan.
    d)     Penetapan Luas Areal Penanaman
    Penetapan luas penanaman berkaitan erat dengan pemilikan modal, luas lahan yg tersedia, musim & permintaan pasar. Tanaman melon yg diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit karena terguyur hujan terus-menerus. Maka penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan dengan sistem hidroponik.
    e)     Pengaturan Volume Produksi
    Pengaturan volume produksi berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen & permintaan pasar. Cara penanaman melon dilakukan secara bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% di lokasi A, kedua 40% di lokasi B, & ketiga 40% di lokasi C. Interval penanaman berkisar 2 minggu. Pengaturan ini lazim dilakukan pada agribisnis melon dengan sistem hidroponik. utk menjaga kontinuitas produksi, biasanya interval tanamnya berselang 1-2 minggu.

    Pembukaan Lahan

    a). Pembajakan
    utk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tdk memerlukan pembajakan. Lahan yg dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup utk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm.
    b)     Penggarukan & Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan Siap Tanam
    utk pencangkulan & penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering. Karena kita bisa mudah membentuk tanah yg semula berbongkah-bongkah & cukup liat, tanah yg beremah-remah & cukup sarang (mudah diserap air). Dengan tanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah, juga akan mudah bernapas.
    Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut:

  • Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah.
  • Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan, dengan kedalaman ± 30–50 cm. (untuk dua kali cangkulan)
  • Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah dikategorikan ke dalam tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah sudah cukup beremah & kita dpt mengerjakan pekerjaan yg lain.
Pembentukan Bedengan

    a) Cara Pembuatan
    Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi lengket & berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses pengeringan matahari & penganginan. Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia yg beracun & merugikan tanaman & akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat petakan dengan tali rafia utk membentuk bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum 12–15 m; tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan 100–110 cm; & lebar parit 55–65 cm.
    b)     Bentuk Bedengan
    Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjandi struktur tanah yg remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan terlihat, baik itu bedengan kasar/setengah jadi bedengan tersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dari unsur-unsur beracun ada hingga menghilang tuntas.
    c)     Ukuran & Jarak Bedengan
    Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan perawatan tanaman & mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan musim & kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran tanaman tdk terendam air jika hujan deras. & pada musim kemarau tinggi bedengan cukup 30 cm, karena utk memudahkan perawatan pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat dengan lebar 55–65 cm adalah utk memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian.

    Pengapuran
    Dengan pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yg diperlukan utk dinding sel tanaman. Pengapuran dpt menggunakan dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan dpt dilakukan dengan menggunakan data berikut ini :

    a)      < 4,0 (paling asam): jumlah kapur >10,24 ton/ha
    b)     4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
    c)     4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
    d)     5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
    e)     5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
    f)     6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha

    Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
    Mulsa PHP yg terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna perak di bagian atas & warna hitam dibagian bawah dengan berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tdk terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, & mengusir serangga-serangga penggangu tanaman seperti Thirps & Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih-benih gulma tdk akan tumbuh (kecuali teki & anak pisang).

    Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik agar mulsa dpt memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang utk satu bedengan. Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya pada bedengan menggunakan pasak penjepit mulsa kemudian ujung yg satunya. Setelah kedua ujung mulsa PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi mulsa & bedengan dengan pasak penjepit tadi sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan. Setelah selesai pemasangan, bedenganbedengan dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuan agar pupuk kimia yg diberikan dpt berubah menjadi bentuk tersedia sehingga dpt diserap tanaman.

6.3.     Teknik Penanaman

    Penentuan Pola Tanam
    Tanaman melon merupakan tanaman semusim yg biasa ditanam dengan pola monokultur.

    Pembuatan Lubang Tanam
    utk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas yg berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yg ditimbulkan dari arang yg dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dpt berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros berhadap-hadapan membentuk segi tiga.

    Cara Penanaman
    Bibit yg telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedalam besar beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tdk sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yg telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yg telah ditugal & diusahakan agar tdk pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar & tanaman akan layu jika hari panas.

6.4.     Pemeliharaan Tanaman

    Penjarangan & Penyulaman
    Penjarangan & penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit tdk menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dpt lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman & penjarangan biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yg perlu disulam. Saat setelah selesai penjarangan & penyulaman tanaman baru harus disiram air.

    Penyiangan
    Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam & parit di antara dua bedengan. Gulma yg tdk dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dpt sebagai inang hama & nematoda yg merugikan.

    Pembubunan
    utk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan awal & mensterilkan lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah diolah & dipupuk, tanah akan menjadi subur & akan terbebas dari hama & penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yg sebelumnya sudah diolah, telah dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yg cukup lama terkena terik matahari tersebut, cukup sehat utk ditanami.

    Perempelan
    Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yg bukan merupakan cabang utama.

    Pemupukan
    Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) & pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri & kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tdk merusak perakaran tanaman, & agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. utk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
  1. Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=10–20 ton/ha.
  2. Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha.
  3. TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha.
  4.  KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha.
    Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum tanam); pupuk susulan I : umur ± 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.

    Pengairan & Penyiraman
    a)     Pengairan
    Tanaman melon menghendaki udara yg kering utk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan jika hari tdk hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.
    b)     Penyiraman
    Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun & air dari tanah jangan terkena daun & buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tdk dijangkiti penyakit yg berasal dari percikan tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali atau malam hari. Oleh karena itu ada pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya.

    Waktu Penyemprotan Pestisida
    a)     Tindakan preventif, benih direndam dalam larutan bakterisida Agrimycin (oxytetracycline & streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter & penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST.
    b)     Penyemprotan fungisida Previcur N (propamocarb hydrochloride) dengan konsentrasi 2–3 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang ekonomi.
    c)     Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter. Pangkal batang yg terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 ml/liter.

    Pemeliharaan Lain
    a)     Pemasangan Ajir
    Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, utk rambatan dpt di pasang setelah selesai membuat pembubunan & selesai mensterilkan kebun. Atau dpt juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, & bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. Ajir harus terbuat dari bahan yg kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kira-kira 2–3 kg. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yg diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yg menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
    b)     Pemangkasan
    Pemangkasan yg dilakukan pada tanaman melon bertujuan utk memelihara cabang sesuai dengan yg dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah & kering, supaya bekas luka tdk diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yg paling awal dipangkas adalah cabang yg dekat dengan tanah & sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yg tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

7.     HAMA & PENYAKIT MELON
     
7.1.     Hama

1. Kutu aphids (Aphis gossypii Glover )
Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yg mengandung madu & di lihat dari kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon yg ada di lahan penanaman. Aphids muda yg menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yg dewasa mempunyai sayap & berwarna agak kehitaman.
Gejala: daun tanaman menggulung & pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yg dihisap hama.
Pengendalian: (1) gulma harus selalu dibersihkan agar tdk menjadi inang hama; (2) tanaman yg terserang parah harus disemprot secara serempak dengan insektisida Perfekthion 400 EC (dimethoate) dengan konsentrasi 1,0–2,0 ml/liter; (3) tanaman yg telah terjangkit virus harus dicabut
dan dibakar (dimusnahkan).
2.     Thirps (Thirps parvispinus Karny)
Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa thirps berwarna kekuning-kuningan & thirps dewasa berwarna coklat kehitaman. Thirps berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan meskipun tdk kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.
Gejala: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting, & bercaknya kekuningan; tanaman keriting & kerdil serta tdk dpt membentuk buah secara normal. Kalau gejala ini timbul harus diwaspadai karena telah tertular virus yg dibawa hama thirps.
Pengendalian: menyemprot dengan racun kontak, 3–4 hari sekali.
7.2.     Penyakit

1. Layu bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dpt disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky).
Gejala: daun & cabang layu & terjadi pengkerutan pada daun, warna daun menguning, mengering & akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang tanaman yg dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental & lengket bahkan dpt ditarik seperti benang.
Pengendalian: (1) sebelum ditanami, lahan disterilisasi dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m2; (2) benih di rendam dalam bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline & streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter ; (3) penyemprotan bakterisida ini pada umur 20 HST.
2.     Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker.
Gejala: pangkal batang yg terserang mula-mula seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat & kemudian tanaman layu & mati; daun tanaman yg terserang akan mengering apabila diremas seperti kerupuk & berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin.
Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP utk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang & mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun-daun tanaman yg terserang dibersihkan lalu disemprot dengan fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter; (3) pangkal batang yg terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 m/liter.
7.3.     Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh & cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

8.     PANEN MELON
     
8.1.     Ciri & Umur Panen
a. Tanda/ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
  • Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
  • Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
  • Warna kulit hijau kekuningan.
b. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c. Waktu Pemanenan yg baik adalah pada pagi hari.
8.2.     Cara Panen

1)    Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm utk memperpanjang masa simpan buah.
2)     Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah utuh & kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yg telah dipotong daunnya.
3)     Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yg benar-benar telah siap dipanen.
4)     Buah yg telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat utk disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.
8.3.     Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yg benar-benar telah siap panen. Seandainya dalam jangka waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif utk rotasi tanaman yg dpt menggunakan lahan bekas menanam melon adalah cabai. Karena lahan yg tersedia tdk perlu diubah. Hanya mulsa PHP dibuka & dosis pemupukan ditambahkan 50%.

Bila dalam jangka waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami padi terlebih dahulu utk satu musim tanam. Alasannya adalah dari segi kormesial tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dari segi pemutusan siklus hidup hama & penyakit sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena hama & penyakit yg mengisap oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah yg terendam air (anaerob). Setelah menanam padi selesai, tanaman melon yg ditanam akan berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama & penyakit yg lebih rendah.
8.4.     Perkiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah produksi yg akan dihasilkan bagian pemasaran harus melakukan penelitian pasar. utk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah melon 10–15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap. Misalnya minggu I menanam seluas 2.000 m2, minggu II menanam seluas 2.000 m2, & seterusnya. Hal ini utk tingkat kontinuitas produksi akan tercapai & resiko tdk terjualnya buah melon akan terhindar.

9.     PASCA PANEN MELON
Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yg dilakukan setelah melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan mempengaruhi kwalitas/penampilan buah melon.
     
9.1.     Pengumpulan
Buah-buah melon yg telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat utk segera disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindari akibat terbentur atau cacar fisik lainnya, karena akan mengurangi harga jual terutama utk konsumsi pasar swalayan.
9.2.     Penyortiran & Penggolongan
Melon yg telah dipanen, diangkut & dikumpulkan di suatu tempat kemudian di sortasi. Buah yg sehat & utuh dipisahkan dari buah yg cacat fisik maupun cacat karena serangan hama & penyakit. Buah melon yg berkualitas bagus kemudian di lakukan penggolongan melon berdasarkan tiga kelas.
1) Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk sempurna.
2) Kelas M2 yaitu melon berbobot 1–1,5 kg jaringnya terbentuk hanya 70% saja.
3) Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit atau tidak
berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan hama.
9.3.     Penyimpanan
Buah melon yg sudah dipetik, tdk boleh ditumpuk satu sama lain, & buah yg belum terangkut dpt disimpan dalam gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering & bebas dari hama seperti kecoa atau tikus. Melon yg sudah terlalu masak jangan disatukan dengan buah yg setengah masak (mengkal). Bila ada buah yg mulai busuk harus di jauhkan dari tempat penyimpanan.
9.4.     Pengemasan & Pengangkutan
Kemasan utk melon dpt dibuat dari kayu biasa & banyak memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi jerami kering yg cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami juga dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi lapisan jerami lagi.

Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan rajutan benang yg mirip jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami kering atau kertas hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional).

Kendaraan yg digunakan utk mengangkut buah melon yg akan dibawa ke pasar tergantung jarak yg ditempuh. Buah yg akan di ekspor biasanya dipak secara khusus dengan peti kemas yg terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar buah tetap segar jika sampai ke tempat tujuan.

10.     STANDAR PRODUKSI MELON
     
10.1.     Ruang Lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya petani melon, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan dalam memilih urutan jenis tanaman pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut:
  • Mengutamakan jenis tanaman melon yg bernilai ekonomi tinggi, utk meningkatkan pendapatan petani melon, baik utk konsumsi dalam maupun luar negeri.
  • Mengutamakan jenis tanaman yg dpt memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
  • Mengutamakan jenis tanaman melon yg mempunyai prospek pasar & pemasaran yg baik.
  • Mengutamakan jenis tanaman melon yg dpt mempertinggi nilai gizi masyarkat.
10.2.     Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tanaman melon merupakan salah satu tanaman prioritas utama yg perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah melon mempunyai harga yg relatif lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha pertanian tanaman melon. & ini memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian.
10.3.     Klasifikasi & Standar Mutu
Untuk klasifikasi standar mutu & syarat produk yg berlaku dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)     Melon yg diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan menempelkan stiker pada buah;
2)     Kepercayaan yg telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga;
3)     Pangsa pasar harus diperkuat, & kontinuitas (keberlanjutan) produksi melon harus dijaga;
4)     Buah melon yg berkualitas (kelas M1) harus dikemas sedemikian rupa utk memberikan kepuasan pelanggan.
10.4.     Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan contoh utk penanganan produksi selanjutnya, umur melon kurang lebih 56–65 HST, buah melon yg berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0–2,5 kg, & ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram.
10.5   Pengemasan
Untuk pengemasan yg standar dpt menggunakan kotak kayu atau dpt juga menggunakan rajutan benang yg mirip dengan jala. Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak kayu.
Sumber artikel Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap ini adalah : www.warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=46

 

Artikel Lainnya:

Semoga artikel Teknik Cara Budidaya Melon ( Cucumis melo L.) Lengkap di atas dapat bermanfaat. Terimakasih atas kunjungannya di blog Budidaya Desa ini. Ayo Bangun Desa dengan Budidaya!!

Continue lendo >>

  ©Budidaya Desa - Todos os direitos reservados.

Template by Dicas Blogger | Sitemap